Saat tiba di lapak jualan, RY langsung menyerahkan satu kantong plastik kepada Maralelo.
Usai kantong plasti dibuka oleh Maralelo, maka korban melemparkan ke wajah pelaku RY.
Ternyata, aksi yang dilakukan Maralelo terjadi di hadapan para pembeli.
Maralelo diduga sempat marah sembari mengeluarkan kata-kata kasar dalam Bahasa Batak.
Baca juga: Iran Catat Rekor Baru, Kasus Virus Corona Sehari 37.189 Orang, Lockdown Segera Dipertimbangkan
Baca juga: Diduga Sengaja Dibakar, 10 Hektare Hutan di Bener Meriah Dilalap Si Jago Merah
Baca juga: Cara Menghadapi Perselingkuhan Pasangan, Tak Perlu Emosi, Kumpulkan Bukti Hingga Ambil Keputusan
Baca juga: Tahun Baru Islam 1 Muharram 1443 Hijriah Jatuh Selasa Depan, Ini Amalan Dianjurkan di Bulan Muharram
Akibatnya, remaja RY tersinggung dan malu karena dimarahi di depan pembeli.
Remaja RY tersulut emosi.
Ia dengan cepat bergegas ke tempat penjual pisau yang letaknya berdekatan dengan lapak jualan mereka.
Pelaku meminta pinjam sebilah pisau kepada pedagang tersebut dengan mengambilnya untuk dibawa tersangka.
"Tapi pedagang itu meminta RY tidak mengambil pisau baru, dan pisau yang agak lama saja diambil," ujar Kasat Reskrim Polres Pidie.
Selanjutnya, kata Ferdian, dengan pisau di tangan tersangka bergegas kembali ke lapak jualan salak.
Saat itu, Maralelo tidak mengetahuinya dan tetap melayani pembeli.
Lalu, RY dari arah sebelah kanan langsung menusuk korban dengan sebilah pisau yang mengenai di bagian samping pinggang kanan.
" RY membacok lagi untuk kedua kali di bagian lengan sebelah kanan. Tusukan ketiga di bagian bahu sebelah kanan masing-masing satu kali. Usai menusuk, tersangka mengejar korban sehingga dileraikan oleh pembeli bersama warga. Akhirnya RY kabur ke arah Masjid Abu Beureueh Beureunuen," jelas Kasat Reskrim Polres Pidie.
Bersembunyi di Areal Sawah
Kasat Reskrim Polres Pidie, AKP Ferdian Chandra mengungkapkan, usai menusuk tauke salak, remaja RY bersembunyi satu malam di areal persawahan.