Belakangan, Sara mengetahui bahwa penjual itu telah meninggal.
Yang ada hanya istrinya, namun dia juga sudah pindah dan rumahnya dalam kondisi yang buruk.
“Itu sangat kotor. Sekarang saya memikirkannya kembali. Saya menyadari bahwa noda kotoran di jendela yang saya bersihkan mungkin bukan noda, melainkan tetesan madu.” Kata Sara.
Kini, Sara dan suaminya menghadapi masalah yang lebih besar, yaitu memindahkan sarang lebih dari tembok untuk menghindari bahaya baik nyawa maupun fasilitas.
Karena tidak punya pilihan lain, jika ingin terus tinggal di rumah ini, pasangan tersebut harus mengeluarkan 12.000 USD (Rp 172 juta) untuk menghilangkan sarang lebah besar itu.
Sara menghubungi Allan Lattanzi, seorang peternak lebah profesional dengan pengalaman menangkap lebah di daerah tersebut.
Ternyata, 4 tahun yang lalu, pemilik rumah yang lama juga memanggil Allan untuk menghilangkan lebah.
Tetapi karena tidak mampu membayar biayanya, dia akhirnya meninggalkan sarangnya di sana lalu menjual rumah itu.
Allan mengatakan, sarang lebah bisa hidup di dinding hingga 35 tahun.
Sekitar 450.000 lebah di sarang besar ini telah dipindahkan ke peternakan Madu Yerkes, perternakan milik Allan, di mana ia memelihara lebah untuk madu.
Selama seminggu, Allan memindahkan bata demi bata dari bagian rumah yang ditempati lebah, berhati-hati agar tidak menyakiti lebah, lalu menemukan ratu lebah.
Pada akhirnya, sarang ini berhasil dibongkar dan dipindahkan.
Saat ini, Sara dan suaminya sedang menyewakan rumah tersebut kepada beberapa orang dan berencana pindah dalam waktu yang dekat.
Penyewa pasangan itu mengatakan, mereka tidak lagi melihat madu menetes di dinding.
Hanya sesekali melihat beberapa lebah terbang melalui taman di musim semi.(yui/tribun-medan.com)
Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul "Beli Rumah Tua dengan Harga Mahal, Pasutri Ini tak Menyangka Temukan Hal Mengerikan di Balik Tembok"