Yang kedua karena ada vaksin Moderna, maka ini menjadi salah satu yang kita sikapi. Kita tahu vaksin Moderna, Pfizer sudah masuk. Vaksin cara kerjanya berbeda-beda ya. Ada yang berbasis mRNA, ada yang berbasis kuman yang dilemahkan. Nah ini yang berbasis mRNA itu ada reaksi-reaksi. Terus terang saya divaksin dengan booster ketiga ini meriang-meriang, ya itu tandanya bagus bereaksi. Kadang memang mRNA itu begitu, antibodinya terbentuk, dua tiga hari istirahat cukup, insyaallah dua hari tiga hari bisa aktivitas lagi sehari-hari. Tidak perlu ada lagi yang dikhawatirkan terkait vaksin berbasis mRNA, seperti Moderna, Pfizer.
Poin nomor lima surat rekomendasi tentang vaksinasi pada individu penyakit jantung bawaan dan penyakit jantung rematik dapat dilihat pada lampiran satu. Ini maksudnya apa? Apa ada kekhususan terhadap penyakit jantung bawaan dan penyakit jantung rematik?
Di baliknya ada tentang penyakit jantung bawaan. Jadi khusus karena sudah dimulai untuk vaksinasi pada anak-anak, diatas 12 sampai 18 tahun. Nah kadang ada anak-anak yang juga punya sakit jantung. Sakit jantung kan nggak cuma orang dewasa. Ada anak-anak yang sakit jantung bawaan, kelainan katup, nah itu juga tidak perlu khawatir.
Rekomendasi Perki menyampaikan disitu bahwa tidak perlu ada kekhawatiran, tetaplah untuk divaksinasi. Tentunya tadi, selama tidak ada sesak napas, nyeri dada, berdebar, kulit biru, tidak ada tanda-tanda akut, silakan divaksin. Itu lampiran berikutnya khusus untuk anak-anak dengan kelainan jantung bawaan atau penyakit jantung rematik.
Penyakit jantung bawaan itu jadi kalau ada sekatnya bolong atau bocor atau habis operasi bedah jantung diganti klepnya atau katupnya, sekatnya ditambah. Kalau penyakit jantung rematik itu sering pada anak-anak remaja itu katupnya jadi kaku, kemudian diganti katupnya dengan katup mekanik atau dengan katup buatan. Dan itu semua aman untuk divaksin.
Penderita sakit jantung perlu mendapat surat dari dokter jantung sebelum datang ke tempat vaksin?
Tidak perlu ya. Namun terkadang teman-teman kita dokter jantung banyak banjir konsul dari masyarakat untuk minta rekomendasi. Sebenarnya nggak ada masalah nggak apa-apa.
Apakah varian Delta akan membawa efek yang masif atau berbeda kepada orang-orang yang berpenyakit jantung?
Sebenarnya mau varian Delta, Alpha, atau Lambda, itu semuanya sama pada prinsipnya. Dari segi virulensi, kegawatan ke jantung itu semuanya sama. Selama ada infeksi maka terjadi proses yang kita sebut namanya reaksi radang dalam tubuh. Di paru itu bisa mencentuskan terjadinya eksaserbasi itu bahasanya. Dan munculnya kegawatan ulangan dari penyakit jantung sendiri. Itu bahayanya virus apapun, apalagi sampai menyebabkan reaksi inflamasi, selain juga laporan-laporan bahwa Covid-19 bisa menyebabkan pembekuan darah dan miokarditis atau radang di jantung.
Mereka yang mempunyai penyakit jantung mempunyai persentase paling tinggi untuk terserang Covid-19 apapun variannya?
Penyakit jantung tidak ada hubungannya dengan penularan Covid-19. Karena penularan Covid-19 terkait dengan protokol kesehatan. Pakai masker, kemudian kepatuhan dalam tidak berkerumun. Namun infeksi Covid-19 ini berdampak pada 50 persennya perawatan di rumah sakit. Jadi 50 persen pasien yang kena Covid-19 itu ada komorbid. 50 persen komorbidnya itu 80 persennya kardiocerebrovaskular. Jadi kalau tidak ada penyakit jantung bisa isoman dirumah. Tapi kalau ada penyakit jantung itu 50 persen itu dirawat di rumah sakit.
Saran bagi penderita penyakit jantung dan pembuluh darah agar dalam situasi ini mereka selamat atau setidaknya kalau kena Covid-19 tidak parah?
Ketat protkes (protokol kesehatan)-nya. Di rumah saja, apa-apa kalau bisa maskernya betul-betul proper, yang betul, hindari kerumunan. Kedua, segera vaksinasi yang sesuai rekomendasi. Ketiga, konsumsi obat jantung jangan stop. Kalau memang harus konsumsi pengencer darah ya minum. Kalau habis segera cari di platform online untuk mendapatkan obat. (tribun network/reynas abdila)