Berita Aceh Timur

Cegah Merembes ke Darat dan Malaysia, Pertamina Tangani Minyak di Permukaan Laut dengan Oil Boom

Penulis: Seni Hendri
Editor: Nurul Hayati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Lutfy, Koordinator Pengeboran PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Blok North Sumatera Offshore (NSO) Aceh.

“Pertamina bertanggungjawan atas kejadian ini karena ini wilayah kerja kita. Jadi kita tangani dulu, jangan sampai rembesan ke darat atau ke Malaysia,” ungkapnya.

Laporan Seni Hendri | Aceh Timur

SERAMBINEWS.COM, IDI – Rembesan minyak tipis di permukaan laut Selat Malaka lepas Pantai Langsa, telah ditangani oleh PT Pertamina.

Penanganan dilakukan dengan cara, di lokasi telah dipasang oil boom berbentuk lingkaran dengan diameter 500 meter.

“Jadi jika ada rembesan minyak tidak ke luar dari lingkaran kolam oil boom berbentuk rubber ini. Kemudian, jika ada minyak di permukaan laut, maka ada kapal yang melakukan penyedotan,” ungkap Lutfy, Koordinator Pengeboran PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Blok North Sumatera Offshore (NSO) Aceh, kepada wartawan di Aceh Timur, Jumat (3/9/2021).

Turut mendampingi Lutfy dalam pertemuan itu, Anto selaku Kepala Humas PT Pertamina, Dirasani Thaib selaku Field Manager PHE NSO, Delis, dan Heny Wijaya Humas PT Pertamina Pangkalan Susu.

Lutfy menambahkan, selain ada tim penanganan rembesan minyak di permukaan laut, juga ada tim technical yang bekerja mencari tahu penyebab kebocoran sumur di bahwa laut.

Lutfi mengatakan, sebelum dikelola oleh Pertamina, sumur yang terjadi rembesan minyak dan gas di lepas pantai Langsa ini dibor oleh perusahaan Jepang, dan baru berproduksi sekitar tahun 1980-an.

Baca juga: Pertamina Kerahkan 13 Kapal untuk Bersihkan Lapisan Minyak di Lepas Pantai Aceh

Kemudian, tahun 2017 sumur dilanda bencana badai sehingga ditutup.

Sumur ini juga sempat dikelola oleh Technical Assistance Contract (TAC) Blue Sky, sebelum akhirnya pengelolaannya diserahkan kepada Pertamina.

Jika dari bibir pantai Kuala Idi, lokasi sumur ini sekitar 30 mil.

“Pertamina bertanggungjawan atas kejadian ini karena ini wilayah kerja kita. Jadi kita tangani dulu, jangan sampai rembesan ke darat atau ke Malaysia,” ungkapnya.

Pertamina, jelas Lutfy, telah mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk menangani rembesan minyak di permukaan laut Selat Malaka ini.

Bahkan, beberapa waktu lalu pertamina telah mengerahkan 12-13 kapal untuk melakukan penanganan rembesan minyak tipis di permukaan laut ini.

Awalnya, jelas Lutfy, rembesan minyak di permukaan laut diperoleh dari nelayan pertama kali Agustus 2020 lalu.

Tapi hasil pemeriksaan laboratorium ternyata bukan minyak, melainkan oli bekas.

“Kemudian, Agustus 2021, kita peroleh lagi informasi dari nelayan, tentang adanya rembesan minyak di permukaan laut. Setelah kita cek titik koordinatnya, ternyata berada di lepas pantai langsa. Dan sesuai SOP telah kita tangani dengan memasang oil boom, selain itu, kita lakukan investigasi penyebab kebocoran, dan selain itu itu kita mendatangkan alat ke lokasi untuk melakukan penutupan terhadap sumur bocor tersebut, penutupan akan dilakukan dalam waktu dekat," ungkapnya.

Baca juga: Pipa Sumur H-4 Lapangan Langsa Offshore Milik Pertamina di Selat Malaka Diduga Bocor, Minyak Tumpah

Tidak ada rembesan ke darat

Sementara itu, Kasatpol Air Polres Aceh Timur, Iptu Zainurrusydi, mengatakan awalnya pihaknya memperoleh informasi adanya rembesan minyak di permukaan laut dari Facebook nelayan Aceh Tamiang awal Agustus 2021 lalu.

Bukan dari nelayan Idi, Aceh Timur.

“Setelah kita konfirmasi, nelayan Aceh Tamiang itu menduga rembesan minyak itu terjadi di wilayah perairan Aceh Timur Idi. Tapi lokasinya berada 30 mil dari pantai Kuala Idi atau berjarak sekitar 50-60 km dengan perjalanan kapal sekitar 4 jam, jadi informasi terakhir lokasi kebocoran ini lepas pantai perairan Langsa,” ungkap Iptu Zainurrusydi.

Sejauh ini, ungkap Iptu Zainurrusydi, pihaknya belum melakukan pengecekan langsung ke lokasi sumur sumber kebocoran.

Pihaknya, hanya melakukan patroli rutin, untuk memantau agar rembesan minyak tidak ke darat.

“Jadi bukan tumpahan minyak, melainkan rembesan dari sumur bekas pengeboran puluhan tahun lalu. Itupun lokasinya, di lepas pantai Laut Langsa, dan kita tidak ada menerima laporan dari nelayan Idi yang terganggu akibat rembesan minyak itu,” ungkap Iptu Zainurrusydi.

Rembesan minyak, kata Iptu Zainurrusydi , diperkirakan hanya terjadi di permukaan sekitar 2 mil dari lokasi kebocoran.

“Informasi yang kita peroleh dari PT Pertamina, pihaknya sedang melakukan penanganan terhadap rembesan minyak yang diduga bocor dari sumur tua tersebut,” demikian Iptu Zainurrusydi. (*)

Baca juga: Bukan Hanya Premium, Kini Pertalite juga Kerap Kosong di Banda Aceh & Aceh Besar, Ini Kata Pertamina

Berita Terkini