SERAMBINEWS.COM, TIGRAY - Ribuan orang dilaporkan tewas dalam bentrokan di Ethiopia utara, saat pertempuran antara militer dan pemberontak Tigray terus berlanjut.
Konflik telah berkecamuk selama 10 bulan, mendorong ratusan ribu orang dalam kondisi kelaparan.
Pasukan pemberontak mengatakan telah membunuh 3.073 pasukan musuh dengan 4.473 lainnya terluka.
Hal itu terjadi setelah militer mengatakan telah membunuh lebih dari 5.600 pemberontak, tanpa menentukan jangka waktu.
Jenderal senior militer Bacha Debele mengatakan 2.300 pemberontak lainnya terluka dan 2.000 ditangkap.
Para wartawan mengatakan angka-angka itu mungkin merujuk pada pertempuran baru-baru ini.
Dilansir BBC, Senin (6/9/2021), sulit untuk memverifikasi angka dari kedua belah pihak karena pemadaman komunikasi di wilayah tersebut.
Baca juga: Rusia Tawarkan Kerjasama untuk Mengakhiri Konflik Bendungan Raksasa Ethiopia
Pemberontak mengatakan jumlah mereka berasal dari daerah Afar dan Amhara yang berbatasan dengan Tigray.
Dikatakan, mereka juga telah menyita tank dan senjata militer.
Berhane Gebrekristos, mantan duta besar Ethiopia untuk AS menggambarkan klaim pemerintah sebagai salah dan menggelikan.
Berhane yang kini menjadi pendukung kelompok pemberontak Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF) mengatakan ada serangan militer besar-besaran oleh TPLF di dua wilayah.
Khususnya di Afar dan di wilayah Amhara, tempat [militer Ethiopia kehilangan delapan divisi, katanya.
Dia menuduh militer mencoba memberikan informasi palsu dan memberikan dorongan moral kepada pasukannya.
Letnan Jenderal Debele sebelumnya menuduh TPLF mencoba memecah Ethiopia.
Dia mengatakan satu divisi pemberontak telah mencoba menguasai kota Humera di Tigray, tetapi telah benar-benar hancur.