Abdullah Puteh Pimpin GKPPI, Bangkitkan Koperasi Produsen Pertanian

Penulis: Fikar W Eda
Editor: IKL
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dr Ir Abdullah Puteh , M.Si

Abdullah Puteh Pimpin GKPPI, Bangkitkan Koperasi Produsen Pertanian

Laporan Fikar W.Eda/Jakarta

SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Tokoh Aceh, Dr Ir Abdullah Puteh , M.Si dikukuhkan sebagai Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Pertanian Indonesia (GKPPI), Sekjen Andi Faizal Jollong dan Bendahara Umum dr Asyera Respati A. Wundalero.

Pengukuhan dilakukan bersama-sama dengan jajaran pengurus GKPPI lainnya di Sahid Jaya Hotel, Jakarta, Rabu (29/9/2021) malam.

Kepengurusan dilengkapi sejumlah wakil ketua, wakil sekjen, dan wakil bendahara, berlaku sejak 2021 sampai terselenggaranya kongres I GKPPI selambat-lambatnya pada tahun 2023.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo diwakili Sekjen Kementerian Pertanian Kasdi Subagyono, menyampaikan dukungan dan siap bekerjasama dengan GKPPI dalam rangka mendorong pembangunan pertanian di Indonesia ke arah yang lebih maju dan petani makin sejahtera.

Baca juga: Abdullah Puteh Sebut Kereta Api Aceh Aspal, Pertanyakan Kelanjutannya kepada Kemenhub RI

Baca juga: Abdullah Puteh Hadiri Padat Karya Kemenhub di Aceh Jaya

Ketua DPD RI La Nyalla Mahmud Mattalitti juga menyatakan mendukung kebangkitan koperasi sebagai solusi ekonomi rakyat, koperasi sebagai cara atau sarana rakyat berorganisasi dan mampu memiliki alat industri atau alat produksi.

“Begitu juga dengan GKPPI akan disebut sukses apabila keberadaan GKPPI dapat memotong tengkulak-tengkulak yang kerap merugikan produsen atau petani. Terutama petani-petani dengan lahan kecil,” tukas La Nyalla.

Ia menyadari menggelorakan kembali koperasi sebagai sebuah solusi kekuatan ekonomi rakyat tidak mudah tanpa keseriusan bersama untuk melakukan koreksi atas kebijakan perekonomian nasional negara ini.

GKPPI mendapat dukungan besar dari berbagai kalangan. Majelis Pengayom dan Konsultasi diketuai La Nyalla Mahmud Mattalitti, dengan anggota Prof Dr Rokhmin Dahuri, KH Marsudi Suhud, Ir Suswono, Dr Burhanuddin Abdullah, Komjen (Purn) Drs I Made Mangku Pastika, MM, Prof Dr Arif Satria, Ir Heppy Trenggono, Prof Dr Musa Hubeis, Prof Eddy Pratomo , Yorrys Raweyai, Khairil Hamzah, SH, MH, Krisnawati dan Amar Ma’ruf, SH, MM.

Dr Ir Abdullah Puteh , M.Si (For Serambinews.com)

GKPPI juga dilengkapi 13 Anggota Paripurna yaitu Ir Bambang Sutrisno, MM, Dra Sri Mulyani, SH, Lucky Semen, Darma Setiawan, M Fadhil Rahmi, Lc, Intiar Dekrit, SH, Drs R. Dian Muhammad Johan Johor Mulyadi, MH. Fankar Umran, Kevin Haikal, SH, Dr Hendrikus Passagi, S,Ap, SH, M.Sc, Imlahyudin, SE, Lutcf, Suci Taryana, SH dan Muhammad Farhan.

Ketua Umum GKPPI Abdullah Puteh menyebutkan pembentukan GKPPI merupakan salah satu strategi kebangkitan pertanian dalam pembangunan nasional.

“Masyarakat Indonesia adalah masyarakat pertanian. Tanah Indonesia adalah tanah pertanian.Tapi kenyataannya petani belum mendapat kesejahteraan. Walaupun pemerintah sudah menggelontorkan dana begitu besar. Tapi masyarakat di desa-desa tetap miskin,” ujar Abdullah Puteh dalam sambutan pengukuhannya.

Pemuda enggan jadi petani karena jadi petani miskin dan lebih memilih berangkat mencari kerja di kota. Abdullah Puteh yang kini menjabat Wakil Ketua Komite II DPD RI, menyebutkan pada 2013 BRI telah menyediakan dana untuk Kredit Usaha Rakyat atau KUR lebih dari 140 triliun. KUR ternyata tidak sampai ke tangan petani dan nelayan.

“Mestinya itu jatuh kepada petani dan nelayan. Tapi kalau kita tanya ke petani, mereka geleng-geleng tidak dapat,” kata Abdulllah Puteh.

Mantan Gubernur Aceh itu menyatakan dana KUR sangat besar, seyogiyanya dengan dana besar itu, petani dan nelayan sudah sejahtera. “Tapi itu yang tidak terjadi. Kemana dana itu? Itu yang kita cari,” katanya.

Baca juga: Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan di Pidie, Ini Pesan Senator Abdullah Puteh

Baca juga: KEK Arun belum Jalan, Abdullah Puteh Sebut Kendala dan Sarankan Kiat seperti Saat Ia Gubernur Aceh

Selain itu dalam konfrensi pers usai acara pengukuhan, Abdullah Puteh juga menyebutkan keprihatinannya betapa jomplangnya neraca ekspor impor negara kita.

Periode Januari sampai Agustus 2013, setidaknya terdapat 29 komoditas pangan yang diimpor dengan nilai tidak kecil, US$ 6,16 miliar dan volume 12,25 miliar Kg.

“Seharusnya bahan-bahan pangan itu bisa dihasilkan dari Petani Indonesia,” katanya. Sebagai contoh dari data impor Indonesia tahun 2013, gula pasir nilai impor sampai Agustus: US$ 31,11 juta, volume impor sampai Agustus: 52,45 juta kg, negara asal: Thailand, Malaysia, Australia, Korea Selatan, Selandia Baru dan lainnya.

Gula tebu, nilai impor sampai Agustus: US$ 1,16 miliar, volume impor sampai Agustus: 2,21 miliar Kg, negara asal: Thailand, Brazil, Australia, El Savador, Afrika Selatan dan lainnya.

Kemudian garam nilai impor sampai Agustus: US$ 59,51 juta, volume impor sampai Agustus: 1,29 miliar Kg, negara asal: Australia, India, Selandia Baru, Jerman, Denmark, lainnya.

Minyak goreng, nilai impor sampai Agustus: US$ 45,55 juta, volume impor sampai Agustus: 48,01 juta Kg, negara asal: Malaysia, India, Vietnam, Thailand, dan lainnya.

Bawang Merah, bawang putih, kelapa, kelapa sawit, juga impor. Bahkan cabai (kering-tumbuk), nilai impor sampai Agustus: US$ 15,00 juta, volume impor sampai Agustus: 12,26 juta Kg, negara asal: India, Cina, Jerman, Malaysia, Spanyol dan lainnya.

Begitu juga cabai (awet sementara) nilai impor sampai Agustus : US$ 1,56 juta, volume impor sampai Agustus: 1,64 juta Kg, negara asal : Thailand, Cina, Malaysia.

Ubi Kayu nilai impor sampai Agustus : US$ 38,38 ribu, volume impor sampai Agustus: 100,80 ribu Kg, negara asal : Thailand dan sebaginya.

Termasuk kentang nilai impor sampai Agustus : US$ 18,18 juta, volume impor sampai Agustus: 27,39 juta Kg, negara asal: Australia, Kanada, Mesir, Cina, Inggris.

Menurut Abdullah Puteh, kehadiran GKPPI salah satunya untuk memacu produksi pertanian Indonesia serta mendampingi para petani dan nelayan mendapatkan modal yang disediakan pemerintah seperti KUR.

“GKPPI akan menjembatani itu semua. Kita berbagi membantu masyarakat petani. Selama ini kalau petani suruh ambil KUR tidak tahu caranya. Harus didampingi. Makanya kita berharap kepada yang berilmu, memberi pengetahuan dan pengalaman. Kalau bisa GKPPI berdiri di seluruh kabupaten. Kita akan memberikan contoh, dengan demikian masyarakat terangsang melakukan hal yang sama,” demikian Abdullah Puteh.(*)

Berita Terkini