Karena itu, ketika bergabung dengan GAM pada tahun 1999, tak lama setelah ia pulang dari merantau, Teuku Otman belajar serius penggunaan berbagai jenis senjata api.
Untuk penambahan senjata saat itu, pria yang kini menetap di Desa Samakurok, Kecamatan Tanah Jambo Aye, membantu merakit senjata laras pendek, dan senjata laras panjang, seperti Grenade Launcher Module (GLM), kemudian pelontar 12 amunisi.
Kemudian senjata jenis Double Lux. Ia mengaku, salah satu senpi yang paling digemari ketika itu adalah jenis AK-45, dan senjata yang biasa digunakan seorang sniper atau penembak jitu.
Otman juga mengaku dirinya bukan melaksanakan tugas di darat saja, tapi juga di laut ketika ada pasokan senjata api dari luar negeri yang dipasok melalui laut.
“Saya juga kadang diminta ketika itu menjemput senjata di laut, karena juga memiliki kemampuan,” pungkas Teuku Otman.(*)