Berita Subulussalam

Lima Santri Dayah Minhajussalam Kota Subulussalam Borong Piala MQK II Aceh

Penulis: Khalidin
Editor: Muhammad Hadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Staf Ahli Gubernur Aceh Bidang Keistimewaan Aceh, SDM, dan Hubungan Kerja Sama, Drs Bukhari MM (dua kiri), didampingi Kadis Pendidikan Dayah Aceh, Zahrol Fajri SAg MH (kiri), menyerahkan piala bergilir MQK II Aceh Tahun 2021 kepada Kadis Syariat Islam Kota Subulussalam, M Yakub (tiga kanan), pada acara penutupan di halaman Asrama Haji Embarkasi Aceh, Sabtu (16/10/2021) tadi malam

Laporan Khalidin I Subulussalam

SERAMBINEWS.COM, SUBULUSSALAM – Prestasi gemilang terus ditorehkan para santri di Pondok Pesantren Minhajussalam, Desa Kampung Baru, Kecamatan Penanggalan Kota Subulussalam.

Terkini, lima santri utusan pesantren perbatasan Aceh-Sumatera Utara tersebut berhasil memborong piala juara 1 Musabaqah Qiraatil Kutub (MQK) II Aceh Tahun 2021 pada acara penutupan di halaman Asrama Haji Embarkasi Aceh, Sabtu (16/10/2021) tadi malam.

Hasil aneka lomba MTQ yang berlangsung pada 13-16 Oktober 2021, itu dibacakan oleh Sekretaris Koordinator Dewan Hakim, Tgk Muzakkir Sag, saat acara penutupan musabaqah tersebut di halaman Asrama Haji Embarkasi Aceh.

Informasi keberhasilan santri Minhajussalam tersebut disampaikan sang pimpinan Abu Syafruddin Al-Yusufi kepada Serambinews.com, Minggu (17/10/2021).

Baca juga: Subulussalam Juara Umum MQK Aceh

Menurut Abu Syafruddin Al-Yusufi, lima dari enam peserta peraih juara satu MQK II Aceh tersebut adalah santri Dayah Minhajussalam yang berada di tapal batas Aceh-Sumatera Utara.

Kelima santri Minhajussalam yang menyabet juara I MQK II Aceh tersebut masing-masing bernama Fairuz, Enmia, Rizki Maratusshalihah, Diski Indrawan dan Yuliana.

Selain itu, seorang santri Minhajussalam lagi dilaporkan juga menorehkan prestasi di level kedua atau juara dua yakni Ulya.

“Alhamdulillah, dari enam peserta yang meraih juara I di MQK II Aceh 2021, lima adalah peserta dari Ponpes Minhajussalam,” terang Abu Syafruddin.

Atas keberhasilan para santri binaannya itu, Abu Syafruddin menyampaikan ucapan terimakasih kepada para dewan guru di sana serta segenap pihak yang berpartisipasi dan doanya.

Baca juga: Seluruh Peserta STQHN Kafilah Aceh Dinyatakan Lolos Verifikasi Faktual di Aula Kemenag Maluku Utara

Abu Syafruddin juga berharap agar keberhasilan para santri ini mendapar keberkahan  dari Allah SWT dan bermanfaat bagi sang anak didik tersebut di kemudian hari.

Ponpes Minhajussalam adalah satu dari tiga dayah binaan Dinas Pendidikan Dayah Provinsi Aceh yang mulai dibangun tahun 2009 lalu.

Tepat 12 Juli 2010, Ponpes Minhajussalam mulai melaksankaan proses belajar mengajar tingkat SMP dan pesantren.

Di usia yang baru beranjak 12 tahun, Minhajussalam telah mampu mengantarkan sederet santrinya di berbagai ajang lomba mulai kabupaten dan provinsi.

Baca juga: Sepmor Pelaku Transaksi Sabu Digantung di Pohon Kelapa, Warga Kesal 4 Pemuda Kabur Saat Digerebek

Sebagaimana diberitakan, Kafilah Kota Subulussalam tampil sebagai juara umum Musabaqah Qiraatil Kutub (MQK) II Aceh Tahun 2021.

Hal tersebut ditetapkan dalam keputusan dewan hakim yang diketuai Tgk H Faisal Ali (Lem Faisal).

Hasil aneka lomba MTQ yang berlangsung pada 13-16 Oktober 2021, itu dibacakan oleh Sekretaris Koordinator Dewan Hakim, Tgk Muzakkir Sag, saat acara penutupan musabaqah tersebut di halaman Asrama Haji Embarkasi Aceh, Sabtu (16/10/2021) tadi malam.

Subulussalam menjadi juara umum setelah meraih juara pertama pada enam cabang yaitu Tauhid putra, Akhlak putra dan putri, Fiqh putri, Tafsir putri, dan Balaghah putra.

Dengan hasil itu, Kota yang memiliki semboyan ‘Sada Kata’ ini berhak membawa pulang Piala Bergilir MQK II Aceh Tahun 2021.

Kota Banda Aceh berada di posisi kedua setelah meraih juara pertama di tiga cabang yaitu Tauhid putri, Hadist putri, dan Balaghah putri.

Baca juga: UAS Ajak Kepala Daerah Bangun Pesantren, Resmikan Ponpes Daarul Affani di Subulussalam

Adapun peringkat ketiga diraih Kabupaten Aceh Selatan setelah mendapat juara pertama pada cabang Ushul Fiqh putri, juara kedua Hadist putri, dan juara kedua cabang Tarikh putri.

Sedangkan juara harapan I-IV masing-masing didapat Aceh Besar, Bireuen, Aceh Utara, dan Pidie.

MQK yang digagas Pemerintah Aceh melalui Dinas Pendidikan Dayah Aceh itu ditutup Gubernur Aceh, Ir H Nova Iriansyah MT, yang diwakili Staf Ahli Gubernur Aceh Bidang Keistimewaan Aceh, SDM, dan Hubungan Kerja Sama, Drs Bukhari MM, tadi malam.

Bukhari saat membacakan sambutan tertulis Gubernur Aceh mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada para ulama, abu-abu, teungku-teungku, dan pimpinan dayah yang dengan tanpa mengenal lelah sudah mendidik dan mencetak santri Aceh yang berkualitas.

Terima kasih dan apresiasi juga disampaikan kepada seluruh jajaran yang terlibat serta mendukung dan menyukseskan kegiatan tersebut.

Pihak dimaksud antara lain panitia, dewan hakim, kafilah dari 20 kabupaten/kota, peserta santriwan dan santriwati), pimpinan daerah, dan ulama.

“Alhamdulillah, kita baru saja merampungkan sebuah syiar dalam membumikan Islam di Serambi Mekkah ini.

Musabaqah Qiraatil Kutub Kedua Tingkat Provinsi Aceh Tahun 2021 akhirnya sudah selesai dilaksanakan dengan sukses,” ujarnya.

Baca juga: Cegah Konflik Perbatasan, Pemerintah Disesak Pasang Patok di Tenggulun

Gubernur berpesan, prestasi yang didapatkan para santri pada MQK II ini bisa dijadikan motivasi untuk lebih mendorong dan meningkatkan kecintaan mereka terhadap ilmu agama.

“Bagi anak-anak kami yang belum mendapatkan juara, jadikan musabaqah kali ini sebagai pengalaman berharga. Maka dari itu, janganlah berkecil hati.

Tetaplah giat berlatih serta terus meningkatkan kemampuan membaca dan memahami kitab-kitab turats. Semoga di MQK selanjutnya, anak- anak kami mampu menjadi lebih baik,” jelas Gubernur.

Ia menilai, kitab turats atau kitab kuning sejak dulu menjadi bagian integral dari tradisi keilmuwan di dayah.

Kitab ini menjadi penghubung antarulama dalam rantai penyebaran pengetahuan keislaman. Di dalamnya, sambung Bukhari, terkandung beragam pengetahuan.

Tidak hanya tentang hukum-hukum, tapi juga membicarakan sejarah kehidupan para nabi, para ulama, dan lain sebagainya.

“Di tengah derasnya arus informasi belakangan ini, terlihat adanya trend penurunan mengkaji kitab kuning.

Ke depan, hal ini bisa berefek pada makin berkurangnya generasi Aceh yang menguasai literatur keislaman khas tersebut.

Karena itu, melalui musabaqah ini kita gaungkan kembali minat membaca dan mengkaji kitab kuning di kalangan santri,” ajak dia.

Di sisi lain, sambung Bukhari, kebiasaan membaca kitab kuning juga harus menyebar ke kalangan masyarakat umum.

Komunitas-komunitas pengajian di luar dayah diharapkan ikut menggalakkan kegiatan membaca kitab kuning. Menurutnya, MQK ini dapat menjadi ajang silaturahmi antarsantri dari seluruh kabupaten/kota di Aceh.

Baca juga: Rumah Petani di Simpang Keuramat Aceh Utara Terbakar, Begini Kronologisnya

“Saya berharap, ukhuwah islamiyah para santri di Aceh tidak pernah putus, walaupun berasal dari dayah yang berbeda.

Perlu diingat bahwa santri saat ini sudah menjelma sebagai sebuah kekuatan baru di kalangan generasi muda yang patut diperhitungkan.

Karena itu, kekuatan dan kekompakan para santri mutlak diperlukan sebagai salah satu modal dalam membangun daerah,” pungkas Bukhari membacakan sambutan Gubernur Aceh.

Penutupan MQK-II Aceh Tahun 2021 turut hadir perwakilan unsur Forkopimda Aceh, Wakil MPU Aceh, Drs Tgk H Muhibbuththabary MAg, Ketua Komisi VI DPRA, Irawan Abdullah, Wakil Wali Kota Banda Aceh, Zainal Arifin, dan para perwakilan SKPA. (*)

Baca juga: MQK Provinsi Resmi Bergulir, Diikuti 380 Peserta dari 20 Kabupaten/Kota

Berita Terkini