Dia juga mengatakan anggota baru akan diangkat ke Dewan Berdaulat, sebuah badan sipil-militer yang dia bubarkan bersama dengan kabinet.
Pada Kamis (28/10/2021) malam, Burhan membuka kemungkinan Hamdok menjadi perdana menteri lagi.
Dia mengatakan tentara sedang bernegosiasi dengannya untuk membentuk pemerintahan baru.
Dalam pidatonya kepada kelompok-kelompok yang membantu menggulingkan diktator Omar Al-Bashir pada 2019, dia mengatakan konsultasi sedang dilakukan.
Khususnya untuk memilih perdana menteri.
“Sampai malam ini, kami mengirimnya orang dan memberi tahu Hamdok, selesaikan jalan bersama kami," ujarnya.
"Sampai pertemuan ini dengan Anda, kami mengirim orang untuk bernegosiasi dengannya dan kami masih memiliki harapan, ”kata Burhan.
"Kami mengatakan kepadanya, kami membersihkan panggung untuk Anda," ungkapnya.
Burhan menegaskanHamdok bebas untuk membentuk pemerintahan dan tidak akan campur tangan.
"Siapa pun yang akan dia bawa, kami tidak akan campur tangan sama sekali," ujarnya.
Baca juga: Presiden Prancis Kutuk Kudeta Militer di Sudan, Serukan Pembebasan Perdana Menteri
Hamdok, seorang ekonom dan mantan pejabat senior PBB, awalnya ditahan di kediaman Burhan.
Dia diizinkan pulang ke rumah dengan penjagaan ketat.
Sekutu Hamdok mengatakan telah menolak permintaan para pemimpin kudeta untuk bekerja sama.
Namun, tetap menuntut pembagian kekuasaan sipil dipulihkan dan menteri yang ditangkap dibebaskan.
Kantor perwakilan PBB untuk Sudan mengatakan telah menawarkan memfasilitasi penyelesaian politik menuju pemulihan transisi selama pertemuan Burhan.(*)