Puji Jenderal Hoegeng, Megawati Minta Polri Punya Semangat Juang, Bukan Karena Ingin Naik Pangkat

Editor: Muhammad Hadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri.

Megawati kerap bertemu Hoegeng saat hendak berangkat kuliah.

"Om mau ke mana, saya manggilnya om."

"Om masa Kapolri naik sepeda?" Tanya Megawati.

"Ya biar saja, ini kan sekalian berolaharaga," tutur Megawati menirukan jawaban Jenderal Hoegeng.

Tiga polisi jujur versi Gusdur

Hoegeng Iman Santoso lahir di Pekalongan, 14 Oktober 1921.

Kapolri kelima itu dikenal dengan sikap kejujuran serta integritas tinggi yang ia miliki, dan banyak dikenang oleh para pejabat dan tokoh publik.

Semasa menjabat, ia dikenal sebagai sosok teladan yang berpendirian teguh, menjunjung tinggi kejujuran dan kedisiplinan.

Baca juga: Ingin Tangkap Harun Masiku, Kasatgas Penyelidik KPK Tidak Dapat Izin dan Terganjal Tak Lolos TWK

Bahkan atas sikapnya itu, Presiden ke-4 RI Gus Dur menyebut hanya ada tiga polisi yang jujur, yaitu polisi tidur, patung polisi, dan Jenderal Hoegeng.

Jenderal Hoegeng wafat di usia 84 tahun pada 14 Juli 2004, karena sakit strok dan jantung.

Sebelum meninggal, Hoegeng memiliki wasiat tak ingin dimakamkan di Taman Makam Pahlawan.

Pasang Foto

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengungkapkan, pihaknya akan memasang foto mantan Kapolri Jenderal (Purn) Hoegeng Imam Santoso di sekolah partai PDIP.

Baca juga: BERITA POPULER - Polisi Peras Terapis Pijat, Sosok Tanaya Istri Sultan Pontianak, Bantai Timor Leste

Rencana pemasangan foto itu bukan tanpa alasan, karena Jenderal Hoegeng dinilai merupakan sosok pemimpin yang nilai keteladanannya wajib ditiru.

Terlebih, kata Hasto, kegiatan di sekolah partai tersebut memfokuskan pada pembentukan calon pemimpin di masa mendatang.

Halaman
123

Berita Terkini