Hasil Survei: Sandiaga-Ridwan Kamil Merangkak Naik, Puan-Airlangga Bersaing di Bawah

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno

Puan selaku salah satu tokoh perempuan agaknya kesulitan meraih elektabilitas untuk menjadi orang nomor satu di Indonesia. Terbukti dengan survei KedaiKOPI dimana terdapat empat tokoh perempuan lain dengan elektabilitas lebih tinggi jika dipilih sebagai capres.

Baca juga: Iran Mengumumkan Covid-19 Varian Omicron Sudah Masuk Negaranya

Baca juga: Program Donor Darah Rutin ASN Pemerintah Aceh Berlanjut, Darah Terkumpul 8.701 Kantong

Baca juga: Pesta Miras, Dua Wanita dan Seorang Pria Ditangkap

Empat orang itu antara lain mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Menteri Sosial Tri Rismaharini, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, dan Menteri Keuangan Sri Mulyani.

"Hasilnya Susi berada di urutan teratas dengan elektabilitas 29,1%. Posisi kedua diduduki Risma dengan 16,8%. Di urutan ketiga Khofifah (16,3%) dan keempat ada Sri Mulyani (12,2%). Puan Maharani harus puas di posisi kelima dengan elektabilitas di bawah 10%, yakni 7,1%," kata
Direktur Eksekutif Lembaga Survei KedaiKOPI, Kunto Adi Wibowo.

Menurut Kunto, ini terjadi karena publik sendiri masih ogah memilih capres perempuan. Terhadap pertanyaan 'Jika ada calon presiden perempuan, apakah anda ingin memilih calon presiden perempuan tersebut?', sebanyak 65,8% pemilih tak ingin memilih calon presiden perempuan.

"Ini beberapa isu tentang latar belakang calon presiden. Pertama perempuan, tapi ternyata 65,8% pemilih kita masih tidak ingin memilih calon presiden perempuan," ucapnya.

Terhadap mereka yang mau memilih calon presiden perempuan, beralasan menyangkut kesetaraan gender 37,1%, gender apapun tidak masalah 29,1%, dan perempuan dianggap lebih peka 9,2%.

Sedangkan pemilih yang menyatakan ogah memilih calon presiden perempuan karena menilai presiden adalah kodrat laki - laki 34,2%, perempuan dianggap tidak tegas atau tidak berani 20,4%, dan kurang berwibawa 7,2%. "Sedang yang tidak ingin itu karena kodrat laki - laki alasannya. Lalu kurang tegas dan kurang berani," pungkasnya. (Tribunnetwork/Vincentius Jyestha)

Berita Terkini