Banyak pecandu pornografi melaporkan bahwa mereka berakhir dalam situasi menyedihkan ketika pelepasan seksualnya menjadi satu-satunya pengalaman positif yang didapatkan dari konten tersebut.
Padahal, awalnya mayoritas orang yang menggunakan pornografi online hanya untuk rekreasi atau sekedar mengisi waktu luang.
Konten pornografi internet menawarkan privasi
Kecanduan pornografi internet dapat membawa dampak psikologis yang berbeda dari rasa malu biasanya.
Faktor utamanya adalah kebutuhan untuk asupan konten pornografi yang lebih banyak dan bervariasi.
Paparan materi semacam itu dapat sangat mendistorsi keyakinan tentang seksualitas manusia dan merusak hubungan interpersonal.
Orang yang mengalaminya cenderung akan memiliki perasaan tidak puas dengan pengalaman seksualnya sendiri dan merasa tidak cukup dengan pasangannya.
Faktor lain yang menambah daya tarik konten pornografi internet adalah privasi yang ditawarkanya.
Baca juga: Wanita Ini Melahirkan Anak Kembar, Padahal Suaminya Dipenjara, Terungkap Cara Kerja Pasutri Ini
Hal ini membuat seseorang terhindar dari rasa malu ketika terus-menerus menyimak konten bermasalah itu.
Bandingkan dengan orang yang merasa malu jika tertangkap basah membeli majalah atau video yang sarat pornografi, seperti di masa lalu.
Banyak individu yang mengalami kecanduan pornografi dapat menyembunyikan aktivitasnya dari pasangan mereka dan tetap anonim di situs yang dikunjungi.
Konten pornografi internet mudah diakses, tersedia setiap saat, dan bisa dengan mudah didapatkan secara gratis.
Kombinasi tersebut membuat konten pornografi internet jauh lebih berisiko memicu kecanduan yang serius.(Serambinews.com/Agus Ramadhan)
AKSES DAN BACA BERITA DI GOOGLE NEWS