Bumi yang Tak Pernah Diam

Editor: bakri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ir. FAIZAL ADRIANSYAH, M. Si. , Geolog dan Kepala Pusat Latihan serta Pengembangan Kajian Hukum Administrasi Negara (Puslatbang KHAN) RI melaporkan dari Banda Aceh

Jadi, betapa kecilnya Bumi kita di seluruh alam semesta.

Tiada ucapan lain bagi orang beriman ketika mengetahui keberadaanya di tengah alam semesta selain ucapan “Allahu Akbar”.

Apakah bumi dan benda langit lainnya diam? Oh, tidak! Mereka semua bergerak dengan kecepatan fantastis.

Menurut para ilmuwan astrofisika, kecepatan Bumi mengelilingi Matahari 107.200 km/jam.

Mengapa kita diletakkan Allah di muka Bumi, di antara miliaran benda langit lainnya? Mengapa bukan di planet lain? Tentu ini rahasia Allah, hanya Allah Yang Mahatahu.

Namun, dalam Al-Qur’an Surah Al-Araf ayat 10 Allah telah menjelaskan bahwa kita ditetapkan di muka bumi dan Allah tidak membiarkan kita begitu saja, melainkan diberikannya fasilitas kehidupan mulai sumber daya alam yang berlimpah, oksigen, sinar matahari, iklim yang nyaman, dan berbagai kemudahan lainnya untuk keberlangsungan kehidupan.

Mari kita tengok tempat hidup kita yang bernama Bumi?

Seperti apa Bumi ini?

Para ilmuwan menyatakan bahwa Bumi yang bulat ini terdiri atas tiga bagian, yaitu kulit Bumi yang merupakan bagian luar tempat kita hidup sekarang, lalu selimut Bumi disebut juga mantel bumi, dan terakhir inti Bumi atau bagian tengah dari Bumi.

Sebagai ilustrasi lihatlah telur rebus terdiri atas kulit telur, putih telur, dan kuning telur, nah seperti itulah kira-kira Bumi kita.

Inti Bumi merupakan bagian bumi yang sangat panas, bisa mencapai 6.000 derajat Celsius tebalnya, sekitar 3.000 km.

Timbul pertanyaan, mengapa kita tidak merasakan panas di permukaan Bumi? Inilah anugerah Allah yang melindungi kita di permukaan Bumi dengan keberadaan mantel bumi yang sangat tebal sekitar 2.900 km, ditambah lagi permukaan bumi yang Allah sediakan air yang berlimpah, termasuk benua es yang besar di kutub utara dan selatan.

Itu sebabnya, kehidupan di muka bumi bisa beralangsung.

Tempat kita hidup dan tinggal saat ini adalah di lapisan Bumi terluar yang disebut lempeng Bumi.

Lempeng Bumi tebalnya antara 30-70 km, ini setipis kulit telur bila dibandingkan dengan besarnya Bumi.

Halaman
1234

Berita Terkini