Berita Banda Aceh

Komisi V DPRA Sidak RSUZA: Pasien Jantung Dominan Perlu Perluas Ruang Poli dan Tambah SDM

Editor: bakri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Komisi V DPRA M Rizal Falevi Kirani bersama anggota komisi sedang mendengarkan penjelasan dari pihak manajemen Rumah Sakit Umum Daerah dr Zainoel Abidin (RSUDZA) saat melakukan sidak rumah rumah sakit tersebut, Selasa (4/1/2022).

BANDA ACEH - Pasien jantung di Rumah Sakit Umum Daerah dr Zainoel Abidin (RSUZA) Banda Aceh lebih dominan dibanding pasien penyakit lain.

Sehari lebih 100 orang yang dirawat.

Data ini disampaikan Dr dr Endang Mutiawati SpS(K), Wakil Direktur (Wadir) Pelayanan RSUZA, usai mendampingi Komisi V DPRA melakukan sidak ke poliklinik rumah sakit setempat, Kamis (6/1/2022).

Ketua Komisi V DPRA, M Rizal Falevi Kirani didampingi anggota komisi berbincang dengan Wadir Pelayanan RSUDZA, Dr dr Endang Mutiawati SpS(K) saat melakukan sidak ke rumah sakit tersebut, Kamis (6/1/2022). (SERAMBINEWS/MASRIZAL)

Sidak kedua Komisi V tersebut dipimpin ketua komisi, M Rizal Falevi Kirani bersama anggota komisi yaitu, Tarmizi SP, Muslim Syamsudin, Ansari Muhammad SPT MSi, dan dr Purnama Setia Budi SpOG.

“Poli yang paling banyak dikunjungi (pasien) adalah poli jantung, 150 an per hari,” kata dr Endang didampingi Wadir Administrasi dan Umum dr Abdul Fatah MPPM dan Wadir Penunjang, dr Nurnikmah MKes.

Dokter Endang menyatakan sejak menurunya kasus Covid- 19 di Aceh, jumlah masyarakat yang berobat meningkat.

Dalam sehari jumlah pasien yang berobat mencapai 1.200- 1.600 orang dengan berbagai jenis penyakit.

Berbeda saat baru-baru merebak wabah corona, jumlah warga yang berobat turun 50 persen.

“Pada saat covid turun 50 persen, sekarang meningkat sampai 1.200-1.600 per harinya,” sebutnya.

dr Endang menyebutkan jenis penyakit yang banyak ditangani yaitu penyakit saraf, jantung, penyakit dalam, bedah, mata, dan lainnya.

Kendati banyak yang berobat, semua pasien tetap terlayani dengan baik.

“Di rumah sakit ada 200 lebih dokter spesialis.

(Pasien) ditangani oleh dokter ahli yang bertugas saat itu.

Rata-rata poli banyak pasien, yang dominan (poli) jantung, mata, saraf, penyakit dalam, bedah, ratusan (jumlahnya),” ungkapnya.

Menurut dr Endang, salah satu pemicu penyakit jantungsalah satu penyakit kronis-- yang sering dialami masyarakat Aceh adalah faktor makanan.

“Kebanyakan makan kuah beulangong dan kopi,” sebut Wadir Pelayanan RSUZA.

Pengeluaran Terbesar Selain menjadi kasus terbanyak, penyakit kronis yang ditanggni RSUZA juga memakan biaya terbesar dari penyakit lain.

Data BPJS Kesehatan, sejak tahun 2019 sampai Agustus 2020 tercatat ada 2 juta lebih kasus dengan beban biaya Rp 477 miliar lebih.

“Data terakhir yang kita dapatkan dari BPJS pada Agustus 2020 untuk rawat jalan pengeluaran terbesar pada penyakit kronis.

Ada 2 juta lebih kasus dengan total biaya Rp 477 miliar lebih,” kata anggota Komisi V DPRA, dr Purnama Setia Budi.

Baca juga: Zikir dan Doa Menggema di Pinere RSUZA

Baca juga: Sekda Aceh Pantau Pelayanan Kesehatan RSUZA di Hari Libur

Yang termasuk dalam penyakit kronis, sebut dr Purnama, seperti Diabetes Melitus (DM), penyakit jantung, hipertensi, stroke, hemodialisa atau cuci darah, gangguan jiwa dan lain-lain.

“Hal ini seharusnya bisa dikurangi dengan melakukan pencegahan dengan cara memberi edukasi kepada masyarakat bagaimana hidup sehat dan menjaga pola makan yang baik.

Sehingga penyakit kronis yang dialami oleh masyarakat Aceh bisa menurun,” ujarnya.

Dengan menurunnya kasus tersebut, lanjut politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini, maka akan berdampak pada berkurangnya pembiayaan sehingga dana Jaminan Kesehatan Aceh (JKA) bisa dipergunakan untuk hal-hal yang lain.

“Misalnya untuk menambah alkes (alat kesehatan), ruangan, SDM sesuai kebutuhan rumah sakit dan Dinkes atau untuk pembangunan yang lain yg dibutuhkan oleh masyarakat Aceh,” demikian dr Purnama.

Ketua Komisi V DPRA, M Rizal Falevi Kirani mengungkapkan dalam sidak kedua setelah pada Selasa (4/1/2022) kemarin, pihaknya khusus meninjau pelayanan di poliklinik di RSUZA.

“Memang pasca covid, pasien membludak.Yang daftar saja hampir 1.000an.

Menjadi kewalahan bagi pihak rumah sakit untuk mengatur sif dalam pelayanan,” ujarnya usai peninjauan pelayanan kesehatan di rumah sakit, Kamis (6/1/2022).

Dari peninjauan itu, pihaknya melihat masih banyaknya masyarakat yang antre di poliklinik.

Kondisi ini disebabkan oleh sempitnya ruang poliklinik.

Selain itu, sumber daya manusia (SDM) di rumah sakit juga perlu ditambah.

“Kita minta gubernur untuk memperluas ruang poli.

Kemudian kebutuhan SDM juga pernah ditambah, misalnya ada poli cuma tiga atau empat SDM.

Itu harus menjadi fokus pemerintah, sehingga masyarakat terlayani semuanya,” ujar dia.

Terkait fasilitas kesehatan, politikus Partai Nanggroe Aceh (PNA) ini menyatakan bahwa ada beberapa kebutuhan tenaga kesehata (nakes) dan alat kesehatan harus ditambah.

“Kita minta list kebutuhan yang ideal ke rumah sakit untuk kita bicarakan dalam rapat pimpinan di DPRA,” demikian Falevi Kirani.(mas)

Baca juga: Selangkah Lagi! RSUZA Jadi Rumah Sakit Penyelenggara Transplantasi Ginjal

Baca juga: Nakes Berurai Air Mata di Area Pinere RSUZA

Berita Terkini