Nakes Berurai Air Mata di Area Pinere RSUZA
dr Heri tak mampu menahan tangis saat menceritakan pengalamannya mengidap Covid-19
BANDA ACEH - dr Heri tak mampu menahan tangis saat menceritakan pengalamannya mengidap Covid-19.
Saat bercerita, ia menangis tersedusedu karena mengingat mendiang istrinya yang ikut terpapar Covid-19 bersamaan dengannya harus kehilangan nyawa.
Baca juga: Wabup Apresiasi Kerja Nakes
Baca juga: Zikir dan Doa Menggema di Area Pinere RSUDZA, Nakes Hingga Spesialis Paru Berurai Air Mata
Baca juga: Dinkes Aceh Utara Apresiasi Nakes Berprestasi
“Saya tak ingin pengalaman ini dirasakan oleh orang lain, mari semuanya sukseskan vaksin,” kata dr Heri, dokter spesialis paru ruang Pinere Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin (RSUDZA), Banda Aceh.
Pengalaman itu disampaikan saat mengikuti kegiatan zikir, doa bersama, dan testimomi para tenaga kesehatan (nakes) dan penyintas Covid-19 di area Pinere RSUDZA, Banda Aceh, Senin (29/11/2021).

Mawardi, petugas ambulan jenazah Covid-19 RSUDZA juga menceritakan pengalaman sedihnya saat mengantarkan jenazah. Pernah satu waktu ia harus mengantarkan jenazah ke Simeulue.
Dari Banda Aceh, ia harus menempuh perjalanan selama tujuh jam ke Aceh Selatan.
Di sana ia dikawal ketat tim Covid-19 daerah setempat.
“Dari Aceh Selatan saya harus menaiki kapal untuk berlayar 13 jam menuju Pulau Simeulue. Selama dalam kapal saya tidak dibolehkan keluar dari mobil.
Betapa susahnya saya harus terkurung dalam mobil saat kapal berlayar.
Baca juga: Sekda Aceh Pantau Pelayanan Kesehatan RSUZA di Hari Libur
Baca juga: RSUZA Terima Oksigen Cair Bantuan Kadin Indonesia
Bahkan harus kencing dalam botol minuman,” ujar Mawardi dengan nada pilu.
Selama mengantarkan jenazah, ia harus memulangkan anak dan istrinya ke kampung.
Selama itu pula komunikasi dengan keluarga hanya bisa dilakukan melalui video call.

“Kami berharap masyarakat dapat segera menuntaskan vaksinasi, ini sangat penting agar kondisi pandemi ini segera berakhir,” ujar Mawardi.
Iqbal Tawakkal, ASN Pemerintah Aceh penyintas Covid-19 juga merasakan kesedihan mendalam pada akhir Juni lalu karena harus diisolasi lebih dua minggu di Pinere RSUDZA.
Selama empat hari di ruang Pinere kondisinya makin memburuk hingga harus dirawat di RICU.