Berita Lhokseumawe
Pengungsi Rohingya Tinggal 72 Orang, Kabur Merusak Pagar di Belakang Kamp Penampungan
Satuan Tugas Penanganan Pengungsi Rohingya Kota Lhokseumawe menyatakan, sebanyak 36 dari 105 imigran Rohingya yang ditampung di bekas
LHOKSEUMAWE - Satuan Tugas Penanganan Pengungsi Rohingya Kota Lhokseumawe menyatakan, sebanyak 36 dari 105 imigran Rohingya yang ditampung di bekas Balai Latihan Kerja (BLK) di Meunasah Mee Kandang, sejak 31 Desember 2021 kabur atau melarikan diri.
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Pengungsi Rohingya Kota Lhokseumawe, Marzuki mengatakan, semua imigran Rohingya yang kabur dari penampungan sementara tersebut perempuan.
"Mereka melarikan diri dengan merusak pagar di belakang kamp penampungan dengan memanfaatkan kelengahan petugas jaga," kata Marzuki, Jumat (4/1/2022).
Marzuki mengatakan, kaburnya imigran Rohingya tersebut terjadi beberapa kali.
Pertama pada 18 Januari 2022, delapan imigran Rohingya berhasil melarikan diri.
"Sehari kemudian, enam pengungsi lainnya mencoba kabur, namun dapat digagalkan oleh petugas jaga," kata Marzuki.
Selanjutnya pada 30 Januari 2022, kata Marzuki, empat imigran berhasil kabur.
Selang sehari kemudian disusul sembilan imigran Rohingya lainnya meninggalkan kamp penampungan tersebut.
Baca juga: Sudah Lima Kali Terjadi Kasus Pelarian Rohingya dari BLK Lhokseumawe Sepanjang 2022, Ini Rinciannya
Baca juga: Sudah Lima Kali Kasus Pelarian Rohingya dari BLK Lhokseumawe Terjadi Selama 2022, Ini Rinciannya
"Lalu, pada 1 Februari lalu ada delapan imigran yang kabur.
Berikutnya pada 2 Februari imigran yang kabur.
Kini, imigran yang tersisa tinggal 72 orang lagi," kata Marzuki.
Untuk mengantisipasi kaburnya kembali imigran Rohingya, kata Marzuki, pihaknya sudah memasang empat kamera pemantau atau CCTV di beberapa titik kamp penampungan tersebut.
"Dengan adanya kamera pemantau tersebut memudahkan penjaga mengawasi puluhan imigran Rohingya itu, sehingga jika ada yang berusaha melarikan diri dapat dicegah," sebutnya.
Marzuki mengatakan, Pemerintah Kota Lhokseumawe mendesak lembaga PBB UNHCR untuk segera memindahkan imigran gelap tersebut ke lokasi penampungan permanen di Sumatera Utara.
"Setiap hari ada yang kabur dari kamp penampungan ini.