SERAMBINEWS.COM - Obesitas atau kegemukan adalah salah satu gangguan kesehatan yang terkait erat dengan gaya hidup masyarakat modern.
Pada umumnya, obesitas sering dialami oleh orang dewasa.
Namun karena berbagai alasan, anak-anak juga bisa mengalami obesitas di usianya yang masih cukup muda.
Dilansir dari Healthline, obesitas adalah masalah kesehatan umum yang ditandai dengan tingginya persentase lemak tubuh.
Indeks massa tubuh (BMI) berada pada angka 30 atau lebih tinggi merupakan indikator obesitas.
Pada anak-anak, penyebab paling umum adalah faktor genetik, kurangnya aktivitas fisik, pola makan yang tidak sehat, atau kombinasi dari faktor-faktor tersebut.
Tapi pada kasus tertentu yang jarang terjadi, kelebihan berat badan bisa disebabkan oleh kondisi medis seperti masalah hormonal.
Baca juga: Cara Hitung Berat Badan Ideal, Ketahui Berat yang Masuk Obesitas, Bahaya, dan Cara Menanganinya
Perlu diingat, tidak semua anak dengan riwayat keluarga obesitas akan mengalami kelebihan berat badan.
Melansir WebMD, anak-anak yang orang tua atau saudara laki-lakinya mengalami obesitas mungkin berisiko lebih tinggi untuk menurunkannya.
Tetapi, kondisi ini juga bisa dikaitkan dengan perilaku keluarga, seperti kebiasaan makan dan aktivitasnya sehari-hari.
Pola makan total dan tingkat aktivitas anak memainkan peran penting dalam menentukan berat badan anak.
Apalagi sekarang ini, ada banyak anak menjadi tidak aktif karena lebih menghabiskan rata-rata sekitar empat jam setiap hari untuk menonton televisi.
Ditambah lagi dengan kehadiran gadget yang semakin populer, jumlah jam tidak aktif mereka menjadi semakin meningkat.
Oleh sebab itu, perlu langkah pencegahan obesitas yang dimulai sejak usia muda.
Baca juga: Cegah Obesitas pada Anak, Ini 5 Hal yang Harus Dilakukan Orang Tuanya
Baca juga: 10 Langkah Pencegahan Obesitas Pada Anak Sejak Dini, Masa Menyusui Juga Termasuk
Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mencegah kelebihan berat badan pada anak-anak.
Namun dalam artikel ini, akan dibahas 10 langkah pencegahan obesitas pada anak, sebagaimana dilansir dari Healthline berikut.
1. Menyusui bayi jika memungkinkan
Sebuah analisis dari 25 penelitian yang dipublikasikan BMC Public Health pada 2014, menemukan bahwa menyusui dikaitkan dengan penurunan risiko obesitas pada masa kanak-kanak.
Namun, penelitian mengenai peran menyusui dalam pencegahan obesitas masih diperlukan lebih banyak lagi.
2. Beri makan anak yang sedang tumbuh dengan porsi yang sesuai
American Academy of Pediatrics menjelaskan, bahwa balita tidak membutuhkan makanan dalam jumlah besar.
Dari usia 1 hingga 3 tahun, setiap inci tinggi badan harus sama dengan kira-kira 40 kalori dari asupan makanan.
Kemudian, dorong anak yang lebih besar untuk mempelajari seperti apa ukuran porsi makanan itu .
3. Bangun hubungan awal dengan makanan sehat
Dorong anak untuk mencoba berbagai macam buah, sayuran, dan protein sejak usia dini.
Dengan demikian, seiring bertambahnya usia, mereka mungkin lebih cenderung memasukkan makanan sehat ini ke dalam makanan mereka sendiri.
4. Makan makanan sehat bersama keluarga
Mengubah kebiasaan makan sebagai satu keluarga memungkinkan anak mengalami pola makan sehat sejak dini.
Ini akan memudahkan mereka untuk terus mengikuti kebiasaan makan yang baik saat mereka tumbuh dewasa.
5. Dorong makan perlahan dan hanya saat lapar
Makan berlebihan bisa terjadi jika Anda makan saat kondisi perut tidak lapar.
Bahan bakar berlebih ini akhirnya akan disimpan sebagai lemak tubuh dan dapat menyebabkan obesitas.
Oleh sebab itu, dorong anak untuk makan hanya ketika mereka merasa lapar dan mengunyah lebih lambat untuk pencernaan yang lebih baik.
Baca juga: Waspada! Konsumsi Susu Kental Manis dengan cara Diseduh Bisa Tingkatkan Risiko Diabetes dan Obesitas
6. Batasi makanan tidak sehat di rumah
Jika membawa makanan tidak sehat ke dalam rumah, kemungkinan besar anak akan memakannya.
Cobalah untuk mengisi lemari es dan dapur dengan makanan sehat, dan izinkan camilan yang kurang sehat sebagai "suguhan" langka.
7. Gabungkan aktivitas fisik yang menyenangkan dan mengasyikkan
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan agar anak-anak dan remaja mendapatkan setidaknya 60 menit aktivitas fisik setiap hari.
Aktivitas fisik yang menyenangkan termasuk permainan, olahraga, kelas gym, atau bahkan pekerjaan luar ruangan.
8. Batasi waktu anak di depan layar
Lebih banyak waktu yang dihabiskan untuk duduk di depan layar berarti lebih sedikit waktu untuk aktivitas fisik dan tidur yang nyenyak.
Karena olahraga dan tidur berperan dalam menurunkan berat badan yang sehat, maka penting untuk mendorong aktivitas tersebut alih-alih membiarkan mereka menghabiskan waktu di komputer, gadget atau TV.
9. Pastikan cukup tidur
Penelitian menunjukkan bahwa baik orang dewasa maupun anak-anak yang tidak cukup tidur mungkin akan mengalami penambahan berat badan.
Kebiasaan tidur yang sehat dari National Sleep Foundation meliputi jadwal tidur, ritual sebelum tidur, serta bantal dan kasur yang nyaman.
10. Ketahui apa yang dimakan anak di luar rumah
Baik di sekolah, bersama teman, atau saat mengasuh, anak-anak memiliki banyak kesempatan untuk makan makanan tidak sehat di luar rumah.
Mungkin para orang tua tidak selalu bisa berada di sekitar anak untuk memantau apa yang mereka makan.
Tetapi mengajukan pertanyaan pada mereka mungkin dapat membantu. (Serambinews.com/Yeni Hardika)