“Kasus kekerasan terhadap perempuan sedang meningkat,” kata aktivis Kurdistan Bahar Munzir, Direktur Organisasi
Pembangunan Rakyat.
“Sebagian besar wanita yang terbunuh adalah korban dari anggota keluarganya sendiri,” ujarya.
Beberapa hari sebelum Hari Perempuan Internasional pada 8 Maret, mayat seorang wanita berusia 20 tahun ditemukan di pinggir jalan di Irbil, ibu kota Kurdistan.
Maria Sami, dikenal di jejaring sosial karena pidato feminisnya.
Baca juga: ISIS dan Kurdi Bertempur Sengit, 73 Orang Tewas di Kedua Kubu
Hari berikutnya, pada 9 Maret 2022, polisi Kirkuk mengumumkan penangkapan si pembunuh, saudara laki-lakinya yang berusia 18 tahun.
Ketika dia masih dalam pelarian, dia berbicara melalui telepon ke saluran televisi Kurdi.
Dia mencoba membenarkan pembunuhan itu dengan menuduh saudara perempuannya telah gagal mematuhi keluarga.
Pada Februari 2022, ibu dua anak Shinyar Huner Rafiq meninggal di rumah sakit, lima hari setelah dirawat dengan luka bakar yang serius.
“Suaminya pulang pada suatu malam dalam keadaan mabuk,” kata ayah Shinyar, Huner Rafiq, kepada AFP.
"Dia menyiram tubuhnya dengan bensin dan membakarnya," ujarnya.
Setelah sang ayah melaporkan pembunuhan tersebut, polisi menangkap sang suami.
“Sebelum meninggal, Shinyar memberitahu kami faktanya,” kata ayah yang berduka.
“Kami merekamnya, dan kami menyerahkan video itu ke penyidik," tambahnya.
Perdana Menteri Kurdistan Masrour Barzani mengecam kasus mengerikan itu dengan mengatakan dia sangat terganggu oleh serentetan serangan kekerasan terhadap perempuan.
"Pemerintah harus menjatuhkan “hukuman seberat-beratnya kepada pelaku,” katanya dalam sebuah pernyataan.