Kupi Beungoh

Menakar Jasa Tabib, Dukun, Doto dan Aneuk Ubat (Review Seputar Dunia Pengobatan)

Editor: Agus Ramadhan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rustami, ST adalah Pasien Jantung, Penggemar Mr HA Lagak dan Ketua Woyla Meutaloe Wareh (WMW)

Hal ini penting, hal ini penting agar terhindar dari “malpraktik”.

Namun ini berbeda dengan BPJS dan JKA subdisi karena sudah diarahkan.

Kecuali BPJS yang berbayar atau jalur mandiri barangkali bisa pilih dokter dan rumah sakit/praktik dokter.

Dan yang paling penting lagi memberikan informasi yang tepat apa keluhannya jika sampai pada tindakan operasi, dan sebaiknya dicarikan second opinion (pendapat lain) ke dokter spesialis yang berbeda, bisa jadi diagnosanya tidak sama.

Waspada Aqidah

Semua tempat berobat ada plus minus, maka pandai-pandailah memilih tempat berobat.

Hati-hati juga, tidak hanya beorbat ke dukun yang minta tolong ke jin dan peri bermasalah dengan aqidah.

Jika pun berobat ke dokter dan menyakini obat dan dokter yang menyembuhkan juga akan bermasalah dalam pandangan islam.

Dan yang terakhir, hindari tabib/dukun yang membaca mantra minta tolong kepada selain Allah, contoh mantra terlarang;

“Ka ek u langet kah ku peugandoe, katron u bumoe kah ku singkla, bak gaki kah ku boh pasong, bak idong ku gunci tembaga, di hadapan raja diwa hong saidi.”

Raja diwa hong saidi ini, menurut tabib putih adalah setan yang dipuja oleh dukun.

Kesimpulan

Dari uraian di atas dapat disimpulkan, secara umum, jika sakit dan berobat, sudah sebuah kenicayaan menyita waktu, dana dan tenaga oleh karena itu jagalah sehat sebelum sakit.  Semoga. Amin yra.

Salam Sehat Sabee,

*) Penulis Rustami, ST adalah Pasien Jantung, Penggemar Mr HA Lagak dan Ketua Woyla Meutaloe Wareh (WMW)

KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca Serambinews.com. Setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis

Berita Terkini