Lebih dari itu Rasulullah menggalakkan mereka agar selalu berada di masjid untuk beri’tikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, berdoa secara khusyuk dan sungguh-sungguh mengharap ridho Allah SWT.
Beliau sendiri (Rasulullah) sekiranya berada di Madinah, selalu berada di masjid pada sepuluh hari terakhir ini.
Keluar masjid hanya untuk keperluan rutin dan primer seseorang, seperti mandi, berwudhu, makan dan sebagainya.
Baca juga: Begini Tips Olahraga saat Puasa, Supaya Tetap Semangat dan Bertenaga Selama Ramadhan
Istri-istri dan kaum perempuan pun beliau dorong agar sepenuhnya melakukan i'tikaf dan beribadat di masjid secara penuh pada sepuluh hari yang terakhir.
Itulah kenapa menjelang malam istimewa ini orang-orang disebut berlomba-lomba mengejar lailatul qadar.
Artinya, meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah dengan sungguh-sungguh, agar bisa menemukan malam lailatul qadar yang tidak diketahui oleh satu orang pun kapan tepatnya.
Demikian sekilas tentang lailatul qadar, pengertian, keistimewaan, tanda-tanda dan amalannya.
Semoga kita menjadi orang-orang yang beruntung karena bisa mendapatkan malam lailatul qadar dengan ibadah yang penuh kesungguhan dan kekhusyuan. (Serambinews.com/Sara Masroni)