Kedua, gerhana Bulan sebahagian (parsial), dimana saat puncak gerhana terjadi, permukaan Bulan hanya sebagian memasuki dalam bayang inti Bumi (bayang umbra).
Ketiga, gerhana Bulan penumbra, dimana Bulan hanya memasuki dalam kerucut bayang luar bumi saja (bukan bayang inti Bumi), tidak sampai kedalam bayang inti (bayang umbra). Pada saat gerhana ini terjadi, secara kasat mata Bulan hanya terlihat redup tidak memancarkan sinar yang kuat seperti pada saat purnama-purnama lainnya.
Untuk mengetahui proses terjadinya gerhana penumbra harus menggunakan teleskop.
Dosen Ilmu Falak Jurusan Jurusan Astronomi Islam Fakultas Syariah IAIN Lhokseumawe, Tgk Ismail Is, Selasa (3/5/2022), menjelaskan, di tahun 2022, secara global terjadi empat kali gerhana, dua kali gerhana Matahari dan dua kali gerhana Bulan.
Rinciannya:
1.Gerhana Matahari Parsial, 1 Mei 2022 M, 29 Ramadhan 1443 H (sudah berlangsung).
2. Gerhana Bulan Total, 16 Mei 2022 M, 15 Syawal 1443 H.
3. Gerhana Matahari Parsial, 25 Oktober 2022 M, 29 Rabiul Awal 1444 H.
4. Gerhana Bulan Total, 8 November 2022 M, 14 Rabiul Akhir 1444 H.
Dari empat gerhana yang akan terjadi pada tahun 2022, hanya satu kali gerhana yang bisa dilihat dari Aceh, yaitu gerhana Bulan Total yang akan terjadi pada tanggal 8 November 2022 M bertepatan pada malam purnama 14 Syawal 1444 H mulai pukul 16.09.57 Wib sampai pukul 19.48.33 Wib.
Gerhana Bulan Total ini bisa disaksikan di seluruh Indonesia saat Bulan terbit di ufuk timur sampai peristiwa gerhana selesai.
Dosen Ilmu Falak Jurusan Jurusan Astronomi Islam Fakultas Syariah IAIN Lhokseumawe, Dr Tgk Ismail Is, juga menjelaskan sesuai data yang dimilikinya, sejak tahun 2017 hingga 2021, atau selama lima tahun ini, terjadi gerhana sebanyak 23 kali, baik itu berupa gerhana matahari maupun gerhana bulan.
Rinciannya:
- Tahun 2017 terjadi gerhana sebanyak empat kali. Dua kali gerhana matahari dan dua kali gerhana bulan. Yakni,
1. Gerhana Matahari Cincin , terjadi 26 Februari 2017 pukul 21.53.36 Wib.