Mahasiswa asal Aceh yang kini sedang mengambil magister (S2) di University of Leeds, Inggris ini bercerita bagaimana suasana lebaran hingga toleransi di sana.
SERAMBINEWS.COM - Setiap daerah dan negara memiliki keunikan tersendiri dalam menyambut Ramadhan dan merayakan lebaran Idul Fitri tahun 2022, termasuk di Inggris.
Meski umat muslim minoritas di sana, tak mengurangi nikmatnya merayakan Idul Fitri di negeri Ratu Elizabeth itu.
Hal ini sebagaimana disampaikan Munawaratul Makhya.
Mahasiswa asal Aceh yang kini sedang mengambil magister (S2) di University of Leeds, Inggris ini bercerita bagaimana suasana lebaran hingga toleransi di sana.
Ini merupakan pengalaman pertama baginya merayakan Idul Fitri di salah satu negara maju dan dihormati di Eropa ini usai diterima dan mulai berkuliah mengambil jurusan di bidang konservasi dan biodiversitas menggunakan beasiswa Chevening dari pemerintah setempat pada Oktober 2021 lalu.
Wanita yang akrab disapa Muna ini mengungkapkan, lebaran di Inggris khususnya di Kota Leeds sungguh mengagumkan.
Baca juga: 6 Rekomendasi Tempat Wisata Lebaran 2022 di Banda Aceh Sekitarnya Versi Duta Wisata Indonesia
Bahkan di masjid tempatnya melaksanakan Idul Fitri, tepatnya di Leeds Grand Mosque, harus menggelar shalat sebanyak 2 ronde karena ramainya umat Muslim yang merayakan lebaran di sana.
"Saya kira Leeds sudah paling ramai, ternyata masih ada kota yang dekat sini shalatnya sampai 5 ronde, bahkan sampai dua hari saking ramainya," ungkap Muna sembari sesekali memangku anaknya saat diwawancara Serambinews.com secara virtual, Jumat (5/5/2022).
Selain itu, berbagai keragaman budaya seperti India, Pakistan, Afrika dan perantauan dari sejumlah negara lainnya di dunia, mengenakan pakaian ala-ala negaranya dalam merayakan lebaran sempat membuat Muna kagum di sana.
Hal yang seperti ini menurut Muna jarang sekali ditemukan di Tanah Air, namun terkesan familiar di Inggris.
"Seru aja melihat teman-teman misalnya dari Pakistan dan lain-lain mengenakan baju yang mencerminkan budaya mereka.
Tentu kesempatan ini jarang kita temukan di Indonesia," katanya.
Toleransi di Inggris
Bercerita mengenai toleransi, mahasiswa alumnus SMA Oemar Diyan Indrapuri dan FKIP Biologi Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh ini mengaku sangat apresiasi dan terharu dengan sikap masyarakat atau penduduk setempat.
Bahkan yang nonmuslim sekalipun kerap ikut berbuka puasa bersama, terutama saat iftar akbar yang diadakan di kota tempatnya menjalani pendidikan S2 itu.
Saat puasa Ramadhan, mulai dari kampus hingga tempat kerja di Inggris paham betul bahwa umat muslim sedang beribadah dengan menahan lapar dan dahaga di sana.
"Bahkan di tempat kerja, mereka mengabarkan bahwa di bulan ini staf yang muslim berpuasa, jadi mohon antisipasi jika ada pekerjaan yang agak lambat. Mereka tahu kita lapar dan gak makan," ungkap Muna sembari tertawa.
Baca juga: Mana Lebih Utama Didahulukan, Silaturahmi atau Puasa 6 Hari Syawal? Ini Penjelasan Ketua IKADI Aceh
Baca juga: Usai Lebaran, Ini Keutamaan Puasa 6 Hari Syawal 2022 Beserta Niat & Jadwal Lengkapnya
Setiap masjid menyediakan agenda buka puasa bersama di sana. Ia bercerita, bahkan di kampus tempatnya menimba ilmu di Inggris pun support kegiatan berbuka bersama.
Selain itu, ada juga paket lebaran dari kampus diberikan kepada mahasiswa muslim yang sedang merayakan lebaran Idul Fitri di sana.
Muna bercerita, komunitas muslim yang ada di Leeds mempererat silaturahmi dengan saling mengantar takjil hingga mengadakan halal bi halal usai shalat Idul Fitri.
"Selebihnya nggak ada silaturahmi ke mana-mana, harusnya bisa sih ke rumah teman-teman, tapi karena lagi musim ujian juga di sini, jadi ya sudah lah," ungkapnya.
Rindu Suasana Salam Tempel dan Sie Reuboh di Aceh
Muna yang juga berasal dari Aceh Besar itu mengaku, suasana berkumpul dengan keluarga dan teman-teman di Tanah Air menjadi sesuatu yang sangat dirindukan kala merayakan lebaran Idul Fitri di negeri orang.
Ia bercerita, budaya seperti silaturahmi dan berkunjung dari rumah ke rumah saat Idul Fitri, makan kue lebaran hingga salam tempel dan masak sie reuboh (bahasa Aceh gulai daging), adalah sesuatu yang hampir tidak ditemukan di sana.
Baca juga: Cara Cegah Kolesterol Kumat saat Lebaran Idul Fitri 2022, Hindari Ini Supaya Aman
"Sebenarnya kita bisa buat, karena ada sekitar 10-an mahasiswa asal Aceh di sini, hanya saja karena kita masing-masing sedang sibuk ujian, jadi sedikit tertunda," ungkap Muna.
"Tapi insya Allah akhir pekan ini bakal kita buat, masak-masak sie reuboh di Leeds untuk mengobati rindu kampung halaman juga," pungkasnya. (Serambinews.com/Sara Masroni)