Laporan Muhammad Nazar I Pidie
SERAMBINEWS.COM, SIGLI - Kepulangan orang tua ke hadapan ilahi tidak membuat M Sadikin (30) bersama tujuh adiknya larut dalam kesedihan.
Delapan anak yatim piatu ini harus merelakan orang tuanya yang sangat cepat dipanggil sang Khaliq, sebelum mereka semunya tumbuh dewasa.
Saat ini, ada adik M Sadikin yang masih kecil bernama Nurul Auwali (4) dan Mursyida (7), yang masih butuh belaian dan kasih sayang orang tua.
Anak yatim piatu ini tinggal di rumah kayu di Dusun Ulei Jalan, Gampong Neubok Badeuk, Kecamatan Tangse, Pidie.
Rumah peninggalan orang tuanya, kondisinya memprihatinkan kendati beratap seng.
Dinding rumah dari potongan papan kayu seadanya dipasang sebagai dinding.
Baca juga: Kisah Gadis Cantik Rein Vidya Jadi Wisudawan Termuda Kedokteran Lulus Cumlaude di Usia 19 Tahun
Baca juga: Sempat Lama Tatap Alquran, Bocah SD di Binjai Meninggal Dalam Pelukan Ibunda, Diduga Dianiaya Teman
Tidak adanya ruang tamu di rumah anak miskin ini, dinding rumah dari kayu sebagian masih bolong-bolong.
"Orang tua anak yatim ini meninggal dunia tahun 2022.
Ayah mereka Jabal Suratno meninggal lebih dahulu.
Kemudian disusu ibunya Jamaliah meninggal," kata Keuchik Neubeuk Badeuk, Razali kepada Serambinews.com, Senin (13/6/2022).
Ia menjelaskan, orang tua mereka meninggal karena mengalami sakit yang telah menahun.
Sehingga M Sadikin yang menjadi tulang punggung untuk menghidupi tujuh adiknya.
Baca juga: Sempat Heboh Nasi Padang Babi, Kini Muncul Nasi Uduk Aceh Sediakan Lauk Olahan Babi
Baca juga: Kisah Kelam Gadis Belia, Kabur dari Rumah Gegara Sering Dipukul Kakak Malah Dijual Pacar ke Om-om
Saat ini, M Sadikin dibantu adiknya yang sebagian telah dewasa bahu membahu mengais rezeki dari berkebun dan bercocok tanam dari hasil pertanian.
"Saya tidak tahu luas tanah pertanian yang ditinggal orang tua mereka.
Tapi, M Sadikin rajin bertani karena sayang sama adiknya sehingga yang bersangkutan belum berkeluarga," jelasnya.
Ia menyebutkan, tujuh adiknya masing-masing bernama Maskur, K Fakhron, Wahyuni, Mufidah, Ulfa Ula, Mursyidah dan Nurul Auwali.
Saat ini, hanya tiga orang masih sekolah. Yakni, Wahyuni kelas 1 SMP, Mufidah kelas V SD dan Ulfa Ula kelas 1 SD.
Baca juga: Sebentar Lagi Idul Adha, Mau Kurban Untuk Orangtua yang Sudah Meninggal? Ini Hukumnya Menurut UAS
Baca juga: Kisah Diaspora Aceh – 10 Tahun Tidur di Atas Tong Pasar Minggu, Iskandar Kini Bos 5 Cabang Mie Aceh
"Ada juga satu belajar di dayah di Tangse, tapi sejak ibunya meninggal dia tidak lagi mengaji ke dayah," sebutnya.
Menurutnya, keluarga miskin itu mendapat bantuan sosial dari PKH Kementrian Sosial RI.
Tak hanya itu, anak yatim piatu ini juga menerima bantuan dari anggota DPRK Pidie, Hizbullah, dalam bentuk sembako.
"Semoga adanya donatur untuk membantu anak yatim tersebut," pungkasnya. (*)
Baca juga: Terungkap! Inilah Alasan Istri Dianjurkan Menungging Setelah Berhubungan Intim Menurut dr Boyke
Baca juga: Kisah Tragis Penyumbang 28 Kg Emas Monas, Berjasa untuk Negeri, Tapi Hidupnya Berakhir di Jeruji