Minyak Sawit

Nilai Ekspor Turunan Minyak Sawit Aceh Baru Rp 46,8 Miliar dari 51 PKS yang Beroperasi

Penulis: Herianto
Editor: Ansari Hasyim
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kakanwil Ditjen Bea Cukai Aceh, Dr Safuadi mengatakan, volume ekspor komoditi turunan minyak kelapa sawit dari Aceh yang diekspor ke luar negeri melalui pelabuhan laut lokal di Aceh untuk periode Januari – Juni 2022, sudah mencapai 3.707 metrik ton dengan nilai 3,343 juta dollar AS, atau senilai Rp 46,8 miliar.

Laporan Herianto I Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Kakanwil Ditjen Bea Cukai Aceh, Dr Safuadi mengatakan, volume ekspor komoditi turunan minyak kelapa sawit dari Aceh yang diekspor ke luar negeri melalui pelabuhan laut lokal di Aceh untuk periode Januari – Juni 2022, sudah mencapai 3.707 metrik ton, dengan nilai 3,343 juta dollar AS, atau senilai Rp 46,8 miliar.

“Kita berharap, setelah Presiden Joko Widodo, pada tanggal 23 Mei 2022 lalu, mencabut kembali pelarangan izin ekspor CPO bersama produk turunan maupun produk sampingannya, jumlah perusahaan PKS yang gunakan pelabuhan laut lokal, untuk mengekspor produknya, bisa lebih banyak lagi,” kata Safuadi kepada Serambinews.com, Jumat (17/6/2022) di Banda Aceh, ketika dimintai penjelasannya terkait dampak positif pencabutan larangan ekspor CPO.

Safuadi menjelaskan, di Aceh, ada tiga pelabuhan laut yang sudah pernah digunakan pabrik kelapa sawit (PKS) untuk mengekspor turunan minyak kelapa sawitnya. Yaitu Pelabuhan Kuala Langsa, di Kota Langsa, Pelabuhan Krueng Geukuh di Kota Lhokseumawe dan Pelabuhan Calang, di Kabupaten Aceh Jaya.

Polres Abdya Periksa Toke Sawit Korban Dugaan Perampokan Rp 192 Juta, Periksa CCTV di Dekat TKP  

Kegitan ekspor minyak kelapa sawit di Pelabuhan Krueng Geukuh, Kota Lhokseumawe, sudah dimulai pada tahun 2019 lalu, dengan komoditi Crude Palm Oil (CPO) sebanyak 12.414 ton, dengan senilai 6,648 juta dolar Amerika, negara tujuan Singapura.

Selanjutnya pada tahun 2020, dari pelabuhan yang sama untuk komoditi yang sama yaitu CPO, volume ekspor CPOnya meningkat menjadi 16.720 metrik ton, dengan nilai 11,067 juta dollar Amerika, negara tujuan India dan Singapura. Kemudian, pada tahun 2021 di pelabuhan laut yang sama, masih komoditi yang sama yaitu CPO, volume ekspor CPO meningkat lagi menjadi 31.999 metrik ton, dengan nilai 33,994 juta dollar Amerika, negara tujuan Singapura.

Harga Sawit Kembali Jatuh di Aceh Singkil, Ini Rincian Detailnya

Pada tahun 2021, dari hasil ekspor CPO sebanyak 31.999 metrik ton dengan nilai 33,994 juta dolar Amerika atau senilai Rp 475,9 miliar, jumlah dana sawit yang diperoleh untuk peremajaan tanaman kelapa sawit rakyat sekitar Rp 103,537 miliar.

Pada tahun 2022, dari Januari – Juni 2022, sebut Kakanwil Ditjen Bea Cukai Aceh, dr Safuadi, volume ekspor turunan minyak kelapa sawit (Palm Acid Oil) dari Aceh yang menggunakan pelabuhan lokal, yaitu Krueng Geukuh Lhokseumawe, masih sedikit baru sekitar 3.707 metrik ton, dengan nilai 3,343 juta dollar Amerika, atau senilai Rp 46,8 miliar dengan tujuan negara Singapura.

Sedangkan dana sawit yang kita peroleh untuk peremajaan tanaman sawit rakyat di Aceh, masih rendah baru senilai Rp 1,324 miliar.

Selain Pelabuhan Krueng Geukuh, kata Safuadi, masih ada dua pelabuhan laut lagi di Aceh yang sudah pernah digunakan untuk ekspor minyak turunan kelapa sawit yaitu Pelabuhan Laut Kuala Langsa, di Kota Langsa dan Pelabuhan Laut Calang di Aceh Jaya.

Pada tahun 2020, dari Pelabuhan Kuala Langsa, pernah diekspor komoditi turunan minyak sawit (palm kernel Shel) ke Jepang sebanyak 16.880 ton, dengan nilai 1,762 juta dollar Amerika, dana sawit yang kita peroleh dari kegiatan ekspor Palm Kernel Oil itu senilai Rp 3,705 miliar.

Pada tahun 2021, dari Pelabuhan laut yang sama, Kuala Langsa mengekspor komoditi yang serupa ke negara yang sama, sebanyak 9.811 metrik ton, dengan nilai 1,010 juta dollar Amerika.

Dari Pelabuhan Calang, Aceh Jaya, lanjut Safuadi, juga ada dua kali dilakukan ekspor turunan minyak kelapa sawit yaitu CPO.

Tahun 2019 ke negara India, sebanyak 9.800 ton, dengan nilai 5,206 juta dollar Amerika. Pada tahun 2020 juga ada kegiatan ekspor komoditi yang sama ke negara India dan Singapura, sebanyak 12.693 metrik ton, dengan nilai 6.512 juta dollar Amerika.

Safuadi mengatakan, menurut data dari Distanbun Aceh, jumlah pabrik kelapa sawit (PKS) di Aceh mencapai 52 unit dan yang masih beroperasi sekitar 51 unit. Tapi, yang bersedia mengekspor produksi turunan minyak kelapa sawitnya baik berupa CPO, dan turunan lainnya, dari Pelabuhan laut lokal yang ada di Aceh, masih sangat sedikit dan bisa dihitung dengan jari.

Halaman
12

Berita Terkini