Menurut catatan Safuadi, baru ada tiga perusahaan PKS, yaitu perusahaan Agritrade Cahaya Makmur, Karya Tanah Subur dan Aceh Makmur Bersama, lainnya belum melakukan kegiatan ekspor produk minyak kelapa sawitnya melalui pelabuhan laut lokal di Aceh.
Safuadi mengatakan, pihaknya sangat berharap, perusahaan PKS yang ada di Aceh dan belum melakukan kegiatan ekspor komoditi minyak kelapa sawitnya, melalui pelabuhan laut lokal, mulai tahun ini kiranya bersedia melakukan kegiatan ekspor produk minyak kelapa sawitnya lewat pelabuhan lokal yang ada di Aceh.
Keuntungan perusahaan PKS mengekspor produk minyak kelapa sawitnya melalui pelabuhan laut lokal setempat yang sudah layak untuk jadi pelabuhan ekspor, pertama biaya transportasi ke negra tujuan jadi efisien. Kemudian penerimaan dana sawit, untuk peremajaan tanaman sawit rakyat semakin tinggi.
Contohnya pada tahun 2021, PT Karya Tanah Subur mengekspor CPO dari Pelabuhan Krueng Geukuh Kota Lhokseumawe, sebanyak 31.999 metrik ton, dengan nilai 33,994 juta dollar Amerika, dana sawit yang diterima Provinsi Aceh untuk peremajaan tanaman kelapa sawit rakyatnya cukup besar mencapai sekitar Rp 103 miliar.
“Itu baru satu perusahaan yang melakukan kegiatan ekspor minyak kelapa sawitnya. Kalau semua PKS beroperasi di Aceh, melakukan kegiatan ekspor minyak kelapa sawitnya/CPO, menggunakan pelabuhan laut lokal di Aceh, maka nilai dana sawit yang akan diterima petani sawit di Aceh untuk merehabilitasi tanaman sawitnya yang sudah tidak produktif, nantinya semakin besar,” ujar Safuadi.
Pada tahun 2022 ini, volume ekspor CPO yang diekspor dari pelabuhan laut lokal Krueng Geukuh Kota Lhokseumawe, baru sebanyak 3.707 metrik ton, dengan nilai 3,343 juta dollar Amerika. Dana sawit untuk peremajaan tanaman kelapa sawit rakyat yang akan diterima masih sedikit nilainya baru Rp 1,324 miliar.
“Sebanyak 51 unit perusahaan pabrik kelapa sawit (PKS) yang beroperasi di Aceh, perlu menunjukkan dedikasi dan kesetiaan perusahaannya untuk petani sawit di Aceh. Tanam sawit dan olah sawitnya di Aceh, ekspornya minyak sawit juga idealnya dilakukan melalui pelabuhan laut lokal di Aceh,” tutur Safuadi.(*)