Beresiko Tinggi Penularan, Pria Gay dan Biseksual Terlebih Dahulu Diberikan Vaksin Cacar Monyet
SERAMBINEWS.COM, LONDON - Otoritas kesehatan Inggris akan menawarkan vaksin cacar monyet (monkeypox ) kepada pria gay dan biseksual, Selasa (21/6/2022).
Hal itu dikarena pria Gay dan Biseksual memiliki resiko tinggi tertular cacar monyet.
Daily Mail melaporkan, setidaknya 800 kasus cacar telah tercatat di Inggris, yang biasanya hanya ada di Afrika.
Hampir semua infeksi sejauh ini terlihat pada pria yang melakukan hubungan seks sesama jenis.
Dalam upaya untuk menurunkan jumlah kasus, Badan Keselamatan Kesehatan Inggris (UKHSA) telah mengkonfirmasi bahwa sejumlah pria gay dan biseksual akan ditawari vaksin Imvanex.
Dilaporkan 85 persen efektif dalam mengendalikan virus cacar montey tersebut.
“Meskipun sebagian besar kasus hanya menunjukkan gejala ringan, rasa sakit yang parah dapat terjadi pada beberapa orang,”
“Jadi, sangat penting bagi kita untuk memberikan vaksin yang ada pada kelompok sasaran penularan (Gay dan Biseksual),” kata Kepala Bidang Imunisasi UKHSA, dr Maria Ramsay.
Di bawah program ini, petugas kesehatan akan menawarkan suntikan kepada pria yang memiliki banyak pasangan.
Vaksin juga diberikan kepada mereka yang berpartisipasi dalam aktivitas seks berkelompok atau mendatangi tempat yang mengadakan aktivitas seks terbuka.
Sampai saat ini, vaksin hanya ditawarkan untuk kasus yang dikonfirmasi dan kontak dekat dengan pasien.
Dua minggu lalu, para ahli mengatakan kepada MailOnline bahwa jika infeksi terus meningkat, tindakan untuk memperluas program vaksinasi diperlukan.
Dengan menargetkan lebih banyak pria yang memiliki otientasi gay atau biseksual.
Baca juga: Wabah Cacar Monyet Jadi Perhatian Dunia, WHO: Seperti Covid-19 dan Polio
Warga Inggris juga diperingatkan oleh para ahli bahwa wabah cacar monyet dapat menular hingga 10 kali.
Cacar monyet dapat menyebabkan lecet dan bekas pada kulit. Pasien juga melaporkan mengalami ruam setelah lecet.
Virus dapat menyebar melalui berbagi cairan tubuh atau pakaian dengan orang atau hewan yang terinfeksi.
Itu juga dapat ditularkan melalui percikan saat berbicara dengan seseorang.
Hingga saat ini, vaksin dibuat khusus untuk petugas kesehatan yang merawat pasien yang terinfeksi penyakit, atau untuk petugas kebersihan yang mendisinfeksi area yang terkontaminasi virus.
Dilansir dari The New York Post, virus monkeypox atau cacar monyet diketahui menyebar melalui kontak dekat dengan orang yang terinfeksi.
Meskipun saat ini tidak didefinisikan sebagai infeksi menular seksual, penyakit ini dapat ditularkan melalui kontak intim saat berhubungan badan.
Saat ini ada lebih dari 2.100 kasus virus di 42 negara secara global yang telah dilaporkan.
Namun tidak ada kematian di luar Afrika yang dilaporkan.
CDC telah mengkonfirmasi 114 kasus cacar monyet di 21 negara bagian dan Distrik Columbia, Amarika Serikat.
Sementara New York memiliki 21 kasus, kedua setelah California, yang memiliki 24 kasus.
Minggu ini, Departemen Kesehatan New Jersey mengatakan kemungkinan kasus pertama virus monkeypox di Garden State dikonfirmasi setelah tes yang dilakukan Sabtu.
Cacar Monyet Pertama Diidentifikais di Asia Tenggara
Kementerian Kesehatan Singapura (MOH) pada Selasa (22/6/2022) malam waktu setempat, mengumumkan telah mendeteksi satu kasus impor cacar monyet.
Menjadi kasus pertama di Asia Tenggara.
Ini adalah kasus impor pertama cacar moyet di Singapura sejak Mei 2019, ketika seorang warga Nigeria positif terjangkit penyakit akibat infeksi virus monkeypox tersebut.
Adapun penderita diidentifikasi sebagai seorang pramugara berkebangsaan Inggris.
Pria berusia 42 tahun itu diketahui keluar masuk Singapura dan berada di negara kota itu dari 15-17 Juni dan 19 Juni.
Yang bersangkutan mulai tidak sehat pada 14 Juni dengan keluhan sakit kepala.
Dia kemudian mengalami demam pada 16 Juni. Demamnya pulih sendiri dan dia masih terbang meninggalkan Singapura.
Sesaat setelah kembali pada 19 Juni, pria yang identitasnya tidak disebutkan ini mengalami ruam di kulitnya.
Dia segera memeriksakan diri pada malam harinya melalui telekonsultasi dengan dokter.
Baca juga: Kasus Cacar Monyet Ditemukan di Australia, Ini Gejalanya Menurut WHO
Dia dilarikan ke National Centre for Infectious Diseases (NCID) Singapura dan dipastikan positif terinfeksi cacar monyet pada Senin (20/6/2022).
Kondisinya saat ini stabil dan masih dirawat inap di NCID.
Kementerian Kesehatan Singapura mengambil tindakan cepat dengan melakukan pelacakan kontak (contact tracing) terhadap orang-orang yang berkontak fisik dengan penderita terutama di penerbangan di mana pramugara itu bertugas.
Awak kabin pesawat ini kebanyakan menghabiskan waktunya di kamar hotel sepanjang di Singapura.
Dia diketahui hanya meninggalkan hotel untuk pijat dan menyantap makanannya di tiga tempat makanan yang berbeda.
Keempat lokasi itu telah menjalani pembersihan menyeluruh dengan disinfektan.
Tercatat 13 orang yang berkontak fisik dekat dengan pramugara itu diperintahkan untuk menjalani karantina selama 21 hari atau tiga minggu ke depan.
Ini adalah karantina pertama di Singapura berkaitan dengan penularan virus cacar monyet dalam tiga tahun terakhir.
Sedikitnya 2 orang lainnya yang berisiko rendah terinfeksi akan dipantau khusus kondisi kesehatannya melalui telepon. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)
IKUTI DAN BACA BERITA SERAMBINEWS.COM DI GOOGLE NEWS