Di awal tugasnya mengajar ngaji, banyak anak-anak yang takut pada dirinya.
Maklum saja, ketika itu Aipda Nasaruddin mengajar ngaji masih memakai seragam dinas, sama seperti sekarang ini.
“Waktu awal-awal mengajar ngaji, ada anak didik saya yang sampai menangis,” katanya, mengenang kembali perjuangannya mendidik anak-anak di wilayah kerjanya.
Tapi lambat laun, anak-anak didiknya mulai paham.
Bahwa sosok polisi bukanlah orang yang menakutkan.
Sejak tahun 2017 hingga sekarang, jumlah anak didiknya bahkan makin bertambah.
“Saat pertama mengajar mengaji, jumlah anak didik saya hanya ada lima orang. Tapi sekarang sudah sampai mencapai 50 orang,” ungkapnya mengucap syukur.
Karena jumlah siswa yang begitu banyak, ia pun mengajak rekannya untuk membuka saung mengaji.
Alhasil, rumah milik rekannya itu sekarang sudah resmi menjadi tempat mengaji bagi anak-anak usia dini.
“Kalau mengajar mengaji ini, biasanya saya mulai dari pukul 16.00 WIB sampai pukul 18.00 WIB,” terang lelaki yang sempat gagal mencoba anggota Polri di tahun 2003 ini.
Selepas mengaji, biasanya anak-anak langsung diarahkan salat berjemaah di masjid.
Tujuannya, agar anak-anak terbiasa melaksanakan ibadah, dan jauh dari perbuatan tercela.
“Inilah yang bisa saya lakukan sebagai anggota Polri. Saya ingin Polri dicintai masyarakat, sesuai Program Presisi yang digaungkan Bapak Kapolri,” katanya di sela mengajar mengaji.
Baca juga: Kisah Cinta Sejati, Ternyata Mendiang Rima Melati dan Frans Tumbuan Telah Dijodohkan Sejak Bayi
Warga Bersyukur Punya Polisi Baik Hati
Rudiarto, satu diantara warga yang anaknya diajari mengaji oleh Aipda Nasaruddin Hasibuan merasa bersyukur dan bangga.