SERAMBINEWS.COM, DUBAI - Para pakar kesehatan dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) mulai menempatkan kekhawatiran atas penyakit cacar monyet dalam Musim Haji 2022 ini.
Saat ini, Arab Saudi bersiap menerima 1 juta jamaah haji dari seluruh dunia untuk pertama kalinya sejak pandemi Covid-19 pada 2020.
Tetapi, virus baru membayangi, menimbulkan pertanyaan yang tak terhindarkan apakah cacar monyet akan menjadi krisis kesehatan global berikutnya.
Sejauh ini, lebih dari 5.700 kasus cacar monyet telah dilaporkan di 52 negara, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS.
Eropa menyumbang hampir 90 persen dari semua kasus yang dikonfirmasi dan dilaporkan di seluruh dunia sejak pertengahan Mei 2022.
Hingga minggu ini, 31 negara di benua itu telah melaporkan setidaknya satu kasus cacar monyet.
Sejumlah kasus telah diidentifikasi di Timur Tengah, terutama di Uni Emirat Arab (UEA).
Dilansir Arab News, Selasa (5/7/2022), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memutuskan penyebaran cacar monyet belum memenuhi syarat sebagai darurat kesehatan global.
Baca juga: Ribuan Warga AS Gagal Haji Gegara Aturan Baru Arab Saudi
Namun, Sekjen WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus telah menyuarakan keprihatinan atas ancaman yang berkembang pesat.
Para ahli berbeda pendapat tentang apakah lonjakan jumlah kasus cacar monyet di seluruh dunia dari 800 menjadi 3.500 kasus selama Juni 2022 sebagai alasan yang cukup mengkhawatirkan.
Cacar, yang termasuk dalam keluarga virus yang sama dengan cacar monyet, diberantas pada 1980-an melalui vaksinasi massal.
Beberapa ilmuwan percaya cacar monyet menyebar karena berkurangnya perlindungan populasi manusia dari cacar.
Yang lain percaya perubahan iklim menjadi kemungkinan penyebab di balik penyebaran virus karena ruang antara komunitas manusia dan habitat hewan menyusut.
Dr Mike Ryan, Direktur Eksekutif Program Kedaruratan Kesehatan WHO,telah menyarankan ketika planet ini berurusan dengan meningkatnya tingkat kerapuhan ekologis dan tekanan iklim, baik prilaku hewan maupun manusia akan terpengaruh.
Mengutip temuan baru-baru ini, para peneliti di Institut Kesehatan Nasional AS mengatakan jenis virus cacar monyet telah bermutasi 12 kali lebih banyak dari yang diperkirakan sejak 2018.