Dan tanah milik M Ali dan Ahmad dibeli sekitar Rp 150 ribu per meter. Namun, dipinggiran tanah milik M Ali dan Ahmad dibeli Rp 300 per meter.
"Jadi kenapa kami nggak terima itu, karena masa tanah di samping punya kami dibeli Rp 300 ribu. Lalu kita seperti ditipu, pasalnya tidak ada musyawarah," ujarnya.
Pihaknya juga bukan tidak menerima adanya proyek strategis pembangunan tol tersebut.
Warga di sana malah mendukung, pasalnya hal tersebut juga dapat mendongkrak perekonomian Aceh.
"Kita tidak menerima karena harganya saja. Sebab tanah milik pak Usman dibeli sekitar Rp 150 ribu per meter, tanah yang disampingnya dibeli Rp 300 ribu per meter," imbuhnya.(*)
• Sore Ini Unimal Umumkan Calon Mahasiswa yang Lulus SMMPTN, Bisa Dilihat di Link Mirror Ini
• Komisi V DPR Aceh Dukung Legalisasi Ganja, Selain Bermanfaat untuk Medis, Juga Bisa Menambah PAD
• Orang Tuanya Punya Kekayaan Ratusan Miliar, Biaya Top Up Game Rafathar Setiap Hari Bikin Kaget