Kupi Beungoh

Pembangunan Perdamaian di Aceh

Editor: Zaenal
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Yunidar ZA, alumni Magister Perdamaian dan Resolusi Konflik Universitas Gadjah Mada D.I Yogyakarta.

Bayangkan saat ini jarak dunia yang sangat jauh menjadi terhubung dekat, tidak lagi ditentukan oleh keberadaan seseorang namun lebih ditentukan oleh minat, kesamaan pikiran, dan bahkan dalam mencapai tujuan bersama.

Para perantau Aceh di luar, sadar betul dan mulai tergugah hati dan pikirannya untuk membantu Aceh agar lebih baik dan sejahtera.

Salah satunya dengan cara membangun link komunikasi dengan berbagai pemangku kepentingan dan memberikan solusi-solusi permasalahan yang sedang dihadapi Pemerintah Aceh dan permasalahan sosial dalam masyarakat Aceh.

Dalam revolusi teknologi memungkinkan keterlibatan partisipasi lebih luas dari kepedulian sesama.

Sesungguhnya dengan terbukanya informasi transparansi dan intervensi dari berbagai pihak yang berkepentingan akan memungkinkan sebagai problem solver terhadap permasalahan kemiskinan dan lain-lain di Aceh.

Sehingga memudahkan untuk bangkit dari ketertinggalah akibat konflik kekerasan pada masa lalu dan bencana alam gempa bumi yang disertai gelombang tsunami pada tahun 2004 silam, bencana terdahsyat sepanjang sejarah.

Dunia sekarang seperti terlipat dalam suatu wadah yang sangat kecil bahkan ia berada dalam diri manusia dalam berinteraksi mengungkapkan, bersikap, bertingkah, berperilaku dan banyak orang berharap dunia yang terbuka ini dapat membuat masyarakat terbuka dalam berbagai permasalahan sehingga dapat dipecahkan apalagi permasalahan terkait dengan kehidupam sosial manusia.

Ilmu pengetahuan sekarang ini berkembang demikian pesatnya, bahkan kadang kalanya dapat dikatakan akurat dan rasionalitas sehingga permasalahan social dapat diatasi dengan rekayasa social atau  memungkinkan untuk mensejahterakan seluruh manusia di bumi. Pendidikan yang berpiak untuk kemanusiaan, mendidik manusia, dalam suatu peradaban dunia yang benar-benar baru untuk saling mengasihi dan berperadaban civilized.

Ilmu pengetahuan tekah memproduksi rasionalitas untuk memudahkankan manusia sebagai insan kamil dan membuat manusia sejahtera dalam suatu peradaban kemanusiaan. Namun demikian proses dan kebuan alam terus baru dalam lingkungan dan alam yang baru  mnyesuaikan diri dengan sangat cepat dan untuk hal tersebut manusia sangat mampu berevolusi.

Baca juga: Migas dan Kemiskinan Aceh

Baca juga: Menjawab Bang Risman tentang Kemiskinan dan Apresiasi untuk Aceh

Kita berharap masyarakat Aceh dapat bangkit Bersama mulai menata diri dan lingkungannya untuk membangun kembali kepercayaan terhadap pemimpin, demokrasi, gerakan masyarakat madani.

Demokrasi lokal diharapkan dapat membantu terwujudnya akuntabilitas yang efektif, keterbukaan, musyawarah dalam membangun legitimasi kepemimpinan.

Bagaimana berkerja untuk masyarakat dengan mengedepankan peran aktif masyarakat, forum – furom dalam masyarakat, tim ahli yang professional dalam bidangnya akan membatu upaya-upaya untuk menyelesaikan berbagai permasalahan pembangunan ekonomi dan pembangunan perdamaian.

Duh, apa sebenarnya permasalahan sesunggguhnya di Aceh terkait dengan pembangunan, perdamaian dan kemiskinan dan mengapa permasasalahan kemiskinan fenomena yang sangat mengkhawatirkan dan belum selesai dalam masa perdamaian.

Kemiskinan menurut Wikipedia adalah keadaan saat ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan.

Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan.

Halaman
123

Berita Terkini