Menutup aurat bertujuan agar aurat tidak terlihat dan seluk beluk tubuhnya tidak terlihat dari balik pakaian.
Adapun tujuan ataupun anjuran menutup aurat ini agar tidak mengundang syahwat lawan jenis.
Sedangkan membungkus aurat kata Tgk Mustafa Husen Woyla yang juga Guru Dayah Darul Ihsan Abu Hasan Krueng Kalee, membungkus aurat hanya supaya kulit tidak terlihat tapi masih bisa terlihat seluk beluk tubuh.
"Jika membungkus, akan nampak bentuk lekuk tubuh, tujuan dari pensyariatan tutup aurat agar tidak mengundang syahwat lawan jenis belum sempurna atau masih kurang," katanya.
Oleh karena itu kata dia, menutup aurat sejatinya adalah menutup seluruh hal yang mengundang syahwat.
Itulah sebabnya dianjurkan menggunakan pakaian longgar dan tidak ketat.
Tgk Mustafa berharap kepada wanita yang masih membungkus auratnya, agar lebih tahu diri bahwa hal seperti itu nantinya dapat mengundang syahwat bagi siapapun yang melihat.
"Yang menampakkan lekuk badan seperti itu adalah mengudang syahwat, kadang-kadang lebih dari pada yang dilihat langsung," ujarnya.
"Oleh karena demikian, kalau tutup, tutup sempurna. Kalau tidak, jangan tanggung-tanggung, nah dibungkus itu kan tanggung," imbuhnya.
Sambungnya lagi, dalam agama sendiri dianjurkan untuk memanjangkan jilbab, sehingga tidak tampak membungkus.
Tidak hanya baju, hal tersebut juga berlaku dengan rok. Gunakan rok yang tidak membentuk lekuk tubuh.
Hal yang sama juga berlaku pada laki-laki.
Laki-laki tidak dianjurkan menggunakan pakaian ketat sehingga terbentuk bagian tubuhnya kata Tgk Mustafa.
Hal ini ditekankan oleh Tgk Mustafa, terutama saat laki-laki sedang berolahraga.
"Laki-laki tidak boleh memakai pakaian yang ketat misalnya saat olahraga, sehingga kemaluannya atau pinggulnya terlalu nampak menonjol," sambungnya.