Wawancara Eksklusif

'Semangat Orang Aceh Luar Biasa'

Editor: bakri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tun Dr Abdul Daim bin Zainuddin, Politikus Senior Malaysia

Sewaktu Tan Sri Sanusi masih ada, Tun bisa mengenal Aceh lebih dekat. Nah sekarang sepeninggal Tan Sri, hubungan Tun dengan orang Aceh bagaimana?

Hubungan saya baik dan rapat. Sekarang saya mengenal Datuk Mansyur Usman dan lain-lain.

Saya sudah lama tak jumpa Dato’ Feisol, dia pun umur macam saya lah.

Rasanya lebih tua satu tahun daripada saya.

Tun mungkin melihat hubungan Malaysia dengan Indonesia pada masa ada Tun Mahathir, Tun Daim dan Tan Sri Sanusi Junid, itukan hubungannya bagus sekali. Kemudian hubungan tersebut sedikit demi sedikit renggang dan sekarang kelihatannya kurang harmonis. Bagaimana ini seharusnya ditangani kalau ada kerenggangan hubungan ini?

Pada masa dulu, Sanusi dan saya kenal menteri-menteri di Indonesia. Kita kenal sebagai sahabat.

Kita selalu berkomunikasi baik melalui telepon ataupun dengan makan bersama secara informal.

Kami datang ke sana, kemudian mereka datang ke sini.

Jadi kalau ada masalah kami terus telepon saja sebagai seorang sahabat.

Alhamdulillah, semua masalah bisa kami selesaikan dengan baik.

Akan tetapi bila Tun Mahathir pensiun, kelihatannya hubungan ini sedikit renggang, padahal sebenarnya antara Indonesia dan Malaysia tidak boleh berpisah.

Jadi saya merasa sedih jika hubungan kedua negara ini tidak rapat.

Padahal jika Indonesia dan Malaysia rapat hubungannya, maka secara otomatis ASEAN pun akan kuat.

Banyak keturunan Aceh yang sukses di Malaysia. Sejauh yang Tun tahu apakah orang-orang Aceh di sini ada memikirkan untuk ikut memajukan Aceh lagi?

Itu terpulang pada mereka masing-masing.

Cuma yang saya amati di sini, orang Aceh memiliki kelebihan.

Ada kawasan-kawasan di mana orang Melayu tidak boleh masuk, orang Aceh boleh masuk.

Jadi melihat hal ini, saya yakin orang Aceh boleh memajukan daerah mereka.

Salah satu caranya ialah dengan mengekspor produk-produk pertanian, perikanan dan penternakan Aceh ke pasaran di luar Aceh, ke pasaran internasional.

Tentu hal ini akan memberikan kontribusi yang besar bagi ekonomi Aceh.

Untuk mampu melakukan ini sudah tentu perlu kepada berbagai kepakaran. (*)

Baca juga: Investor Malaysia Programkan Tanam Kenaf 10.000 Ha di Aceh

Baca juga: Penerbangan ke Malaysia Tunggu Juknis

Berita Terkini