Oleh Mulyadi Nurdin, Lc, MH*
Pendidikan sering mendapat perhatian besar publik Aceh. Setiap ada publikasi terkait pendidikan selalu mendapat atensi besar dari masyarakat terutama di media sosial.
Bisa jadi itu sebagai wujud perhatian masyarakat yang terlanjur menaruh ekspektasi tinggi terhadap pembangunan pendidikan Aceh.
Ekspektasi tinggi tersebut menjadi tantangan tersendiri dalam membangun Pendidikan Aceh.
Ekspektasi itu setidaknya didasari oleh berbagai regulasi yang memberikan kewenangan luas kepada Aceh, serta mengharuskan Pemerintah Aceh mengalokasikan dana yang besar untuk sektor pendidikan setiap tahun.
Beberapa tahun terakhir masyarakat Aceh sempat optimis dengan program Aceh Carong yang sempat menjadi program unggulan Pemerintah Aceh, namun lama-lama gaungnya makin meredup.
Mutu pendidikan Aceh terlihat fluktuatif dari tahun ke tahun, indikator yang digunakan untuk mengukur kualitas pendidikan juga berbeda tergantung perpektif dari pembuat rating tersebut.
Baca juga: Disdik Gandeng DSI dan ISAD Untuk Tingkatkan Mutu Pendidikan Berbasis Syariat Islam
Biasanya yang sering dijadikan indikator mutu pendidikan adalah seberapa banyak pendaftar yang diterima di Perguruan Tinggi Negeri melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) yang dirilis Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi Negeri (LTMPT).
Walaupun hal itu bukan satu-satunya cara untuk memetakan kualitas pendidikan di Aceh secara konprehensif, setidaknya menjadi acuan dalam menilai sejauh mana kemampuan siswa Aceh saat berkompetisi secara nasional.
Terkait pentingnya pendidikan Aceh sudah ditegaskan oleh Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian saat melantik Pj Gubernur Aceh, Achmad Marzuki di ruang paripurna DPR Aceh, (6/7/2022) lalu.
"Fokus betul pada program pendidikan dan kesehatan agar rakyat Aceh memiliki sumber daya manusia yang terdidik, terlatih, memiliki keterampilan serta sehat," kata Mendagri saat itu.
Tito menuturkan, Aceh memang provinsi kaya sumber daya alam, namun yang lebih utama membangun SDM masyarakat Aceh yang unggul, kreatif dan inovatif sehingga modal kekayaan SDA memberikan manfaat yang benar-benar dirasakan oleh masyarakat Aceh.
Hal senada juga ditegaskan oleh Presiden Joko Widodo pada peringatan hari Pendidikan Nasional tahun 2022 lalu yang menyatakan bahwa pendidikan merupakan salah satu modal untuk menuju Indonesia maju.
"Melalui pendidikan kita menempuh jalan panjang untuk membangun identitas, karakter, dan martabat bangsa Indonesia untuk menyambut masa depan yang lebih maju," ujar Presiden Jokowi.
Baca juga: Aceh dan Kepemimpinan Militer (VIII) - Al Mukammil: Soft Power dan Dansa Diplomasi
Pada kesempatan berbeda Presiden Jokowi juga berharap Indonesia dapat menguasai pasar global terutama pasar digital di Asean.