tanaman padi milik petani Riweuk, gerombolan hewan berbelalai itu justru merusaknya dengan cara menginjak-nginjak.
Laporan Nur Nihayati | Pidie
SERAMBINEWS.COM, SIGLI - Kawanan gajah liar kian meresahkan warga di Pidie. Salahsatunya di Kecamatan Sakti menjadi sasaran amukan gajah di tiga desa yakni Riweuk, Barieh dan Kandang.
Camat Sakti, Nurmasyitah SAg bersama Mukim Kandang T Jailani, Sekdes Tarmizi, Keujren Mukhlis dan sejumlah warga lainnya melihat lahan sawah yang dirusak gajah, Rabu (7/9/2022).
Untuk tiba ke lokasi, harus menempuh jalur jalan setapak hingga menyeberang sungai.
Dari pusat Gampong Riweuk tidak bisa dilalui dengan kendaraan roda empat ke lokasi lahan padi dirusak kawanan gajah.
Dibantu warga mengendarai sejumlah sepeda motor lalu berjalan kaki menyeberang sungai barulah meneruskan lagi dengan sepeda motor berjarak sekira 2 Km lebih.
Baca juga: Terlibat Kasus Penanganan Judi Online, Nasib AKP M Fajar Akan Ditentukan dalam Sidang Kode Etik
Gangguan gajah liar dengan sasaran kebun warga dan areal persawahan terus terjadi di Pidie.
Hanya saja serangan gerombolan gajah liar dengan lokasi berpindah-pindah saat mengobrak-abrik tanaman milik warga.
Untuk diketahui, teror satwa langka itu berpindah-pindah mulai dari Muara Tiga, Padang Tiji, Mila, Sakti, Keumala, Titeu, Tiro, Tangse hingga Geumpang.
Derita Petani
Bahagia (35), petani asal Gampong Riweuk, Kecamatan Sakti Kabupaten Pidie, hanya bisa pasrah melihat tanaman padi miliknya yang mulai berbuah, rusak akibat diinjak-ijak kawanan gajah liar yang berjumlah 42 ekor beberapa waktu lalu.
Ditemui Rabu (7/9/2022) siang di areal persawahan Riweuk yang dikelilingi perbukitan.
Mata Bahagia terlihat berbinar-binar meskipun dia tersenyum ramah saat ditemui di areal perswahan miliknya.
Sesekali ia membasuh keringat di wajahnya sambil becerita tentang musibah tanaman padi miliknya yang dirusak oleh kawanan gajah liar tersebut.
Baca juga: Ada yang Diamankan, Sejumlah Mahasiswa Dilarikan saat Ricuh Demo Tolak BBM Naik di DPR Aceh
Matanya memandang jauh kearah perbukitan dimana kawanan gajah liar tersebut bersembunyi.
Dia mengatakan, dalam peristiwa itu bukan saja tanaman padi miliknya yang menjadi sasaran serangan kawanan hewan berbadan besar itu.
Ada banyak tanaman padi yang dirusak dan diinjak—injak oleh kawanan gajah liar yang turun pada malam hari itu.
Biasanya hewan itu saat turun dan menemukan tanaman padi itu biasanya dimakan. Tetapi, tidak untuk tanaman padi milik petani Riweuk, gerombolan hewan berbelalai itu justru merusaknya dengan cara menginjak-nginjak.
Data dari Kejruen, Mukhlis menyebutkan, kawanan gajah merusak Tanaman padi dan kebun warga di Desa Riweuk sekitar kurang lebih 13 hektar, kawanan gajah diperkirakan berjumlah 48 ekor yang setiap waktu mengganggu tanaman warga desa tersebut
Baca juga: Oknum Polisi Degerebek Selingkuh dengan Istri Orang Lain, Kabur Tanpa Baju
Sementara, T Jailani, Mukim Kandang, Kecamatan Sakti, mengungkapkan sejak kejadian itu, warga dibantu petugas dari CRU Mila melakukan pengusiran kawanan gajah liar itu secara manual, yaitu dengan cara meletupkan Marcon.
Hal itu dilakukan agar jangan sampai tanaman padi yang memang dinantikan warga sebagai salah satu sumber penghasilan justru tidak bisa dipanen karena habis dirusak kawanan gajah.
Begitupun dia menyebutkan bahwa bahwa kawanan gajah liar itu masih enggan menjauh dari sekitar kawasan perbukitan itu.
Karena itu dia sangat berharap kepada Pemrov Aceh dan pemerintah pusat agar bisa segera membangun balai lengkap dengan Menara pemantau kawanan gajah liar.
Selain itu juga perlu segera pemasang power fencing (pagar kawat listrik) berdaya rendah dan juga sejurus dengan itu dibangun barrier (parit) sebagai solusi untuk mengantisipasi serangan kawanan gajah liar yang bergeser meringsek masuk ke kawasan permukiman penduduk.
Hal senada juga disampaikan Camat Sakti Nusrmasyitah, S.Ag, yang menurutnya sekarang yang dibutuhkan adalah bagaimana masyarakat dapat beraktivitas di perkebunan dan dipersawahan tanpa ada lagi rasa takut atau khawatir terhadap serangan kawanan gajah liar yang datang secara tiba-tiba.
Kondisi ekonomi warga sekarang ini sangat memperihatinkan yang dipicu kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
Dia mengharapkan bisa direalisasi bantuan untuk membantu penganan gajah di wilayah setempat.
Sementara pada bagian lain, jauh dari hiruk pikuk perkotaan masyarakat Sakti yang bernomisili di kawasan pedalaman tidak bisa melakukan aktifitas bertani untuk menghidupi keluarganya.
Tanaman padinya di sawah diinjak-injak begitupun dengan batang coklat dan lainya dirubuhkan.
Seharusnya sekarang ada tanaman padi bisa dipanen tapi sudah diinjak binatang bertubuh besar tersebut. (*)