Opini

Memaknai Angka Stunting di Aceh

Editor: bakri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

M NASIR DJAMIL, Anggota DPR RI

Dari data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 lalu, Aceh menempati posisi ketiga tertinggi setelah Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Sulawesi Barat di posisi pertama dan kedua.

“Di Indonesia prevalensi stunting itu berada di 24,4 persen.

Jadi kita jauh dari rata-rata nasional.

Kabupaten Gayo Lues menjadi daerah prevalensi stunting tertinggi dengan angka 42,9 persen, disusul Kota Subulussalam 41,8 persen.

Sementara Kota Banda Aceh (23,4 % ) dan Kota Sabang (23,8 % ) menjadi daerah dengan prevalensi terendah.

Baca juga: Pencegahan Stunting Pada Anak

Berdasarkan laporan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI), pada tahun 2021 di Provinsi Aceh rata-rata terdapat 33,2 % anak usia di bawah lima tahun (balita) yang mengalami stunting.

Artinya, 1 dari 3 balita di Provinsi Aceh memiliki tinggi badan di bawah ratarata anak seusianya.

Terdapat 3 wilayah di Provinsi Aceh dengan prevalensi balita stunting tertinggi hingga mencapai kisaran 40 % .

Ketiga wilayah itu adalah Kabupaten Gayo Lues (42,9 % ), Kota Subulussalam (41,8 % ), dan Kabupaten Bener Meriah (40 % ).

Sedangkan Kota Banda Aceh tercatat sebagai wilayah dengan prevalensi balita stunting terendah di Serambi Mekah, yakni sebesar 23,4 % .

Setelahnya ada Kota Sabang dengan prevalensi 23,8 % , dan Kabupaten Bireuen 24,3 % .

Pada 2021 terdapat 10 kabupaten/kota di Provinsi Aceh dengan prevalensi balita stunting di atas rata-rata provinsi.

Sedangkan 13 kabupaten/kota prevalensinya di bawah ratarata provinsi.

Menjadi PR bersama dalam mengurangi angka pasien stunting di Provinsi Aceh.

Tentu hari peringatan ini sebagai warning bagi tenaga kesehatan di Republik ini untuk mementingkan kesehatan pasien yang mengidap penyakit.

Baca juga: Kejari dan IAD Daerah Sabang inisiasi Adhyaksa Peduli Stunting

Halaman
1234

Berita Terkini