Jurnalisme Warga

Ramahnya Pelayanan di Bandara Kualanamu

Editor: bakri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

CHAIRUL BARIAH,  Wakil Rektor II Universitas Islam Kebangsaan Indonesia, Dosen Fakutas Ekonomi Universitas Almuslim, dan Anggota FAMe Chapter Bireuen, melaporkan dari Deli Serdang, Medan

OLEH CHAIRUL BARIAH,  Wakil Rektor II Universitas Islam Kebangsaan Indonesia, Dosen Fakutas Ekonomi Universitas Almuslim, dan Anggota FAMe Chapter Bireuen, melaporkan dari Deli Serdang, Medan

BANDAR Udara (Bandara) Internasional Kualanamu atau Kualanamu International Airport (KNIA)/KNO Provinsi Sumatera Utara (Sumut) merupakan bandara kedua di Sumut sebagai pengganti bandara sebelumnya yang tidak jauh dari pusat Kota Medan, yaitu Polonia International Airport.

Bandara Polonia telah resmi ditutup pada 24 Juli 2013 sehingga seluruh aktivitas penerbangan pindah ke Bandara Internasional Kualanamu.

Bandara Polonia sekarang berfungsi sebagai Pangkalan TNI Angkatan Udara (Lanud) dengan nama baru, Lanud Soewondo.

Bandara Kualanamu berada di Kabupaten Deli Serdang, Sumut, mulai beroperasi pada 25 Juli 2013 setelah diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 9 September 2013.

Bandara yang melayani penerbangan domestik dan luar negeri ini milik PT Angkasa Pura II (Persero), salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Setiap perjalanan yang menggunakan transportasi udara, baik internasional maupun domestik, tentu harus datang ke bandara sebagaimana perjalanan keluarga kecil kami menuju Kuala Lumpur, Malaysia, pekan lalu dalam rangka pemeriksaan kesehatan.

Sudah hampir lebih dua tahun sejak merebaknya wabah Covid- 19 kami belum pernah lagi melakukan perjalanan ke luar negeri.

Perjalanan kami dari tempat domisili, Matangglumpang Dua, Bireuen, menuju Medan dan dilanjutkan ke Kualanamu menghabiskan waktu ± 8 jam.

Perjalanan dari pool Bus Pelangi Medan menuju Kualanamu kami lakukan menggunakan jasa Grab car.

Baca juga: Baru Terbang 20 Menit, Wings Air Tujuan Nagan Raya Balik Lagi ke Kualanamu, Begini Kronologinya

Baca juga: Relawan PAS Bantu Pulangkan Jenazah Warga Aceh Timur dari Bandara Kualanamu 

Sungguh perjalanan yang sangat melelahkan karena bus yang membawa kami melaju dengan kencang melewati beberapa terminal pemberhentian.

Setiba di depan gerbang pelepasan internasional Kualanamu suasana pagi itu terasa dingin.Baru pukul 07.15 WIB.

Beberapa calon penumpang lainnya sedang menurunkan barang-barangnya dari mobil pengantar, tanpa ada porter (petugas yang membantu membawa barang penumpang).

Di sini kita harus melayani diri sendiri karena pihak bandara telah menyediakan troli barang secara gratis sesuai dengan kebutuhan penumpang.

Saat kami tiba di Kualanamu, calon penumpang saat itu didominasi oleh jamaah umrah dari berbagai daerah, termasuk dari Kabupaten Bireuen, Aceh.

Kami sempat berbincang-bincang dengan salah satu peserta umrah, yaitu Raja Khatami.

Pengusaha muda ini membawa ibu, keluarga, dan karyawannya menuju Arab Saudi untuk melaksanakan ibadah umrah yang sudah lama direncanakan tetapi baru terwujud setelah kasus Covid-19 melandai.

Setelah barang yang akan kami bawa lengkap, kami pun bergerak perlahan dengan mendorong troli masuk ke ruang pemeriksaan atau security check point (SCP), menggunakan pintu detektor.

Sedangkan pemeriksaan barang menggunakan handling baggage system (HBS), sesuai dengan ketentuan dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan.

Pendeknya, pemeriksaan dilakukan dua kali, yaitu sebelum check in dan pada saat memasuki ruang tunggu.

Baca juga: TKW Asal Nagan Raya Meninggal di Malaysia, Tim Pemkab Jemput Jenazah ke Bandara Kualanamu Sumut

Tempat check in maskapai Batik Air yang membawa kami terbang pada pukul 10.00 WIB ke negeri seberang berada di lokasi C, sebelah selatan bandara.

Kami mengikuti petunjuk yang ada, tetapi ternyata berbeda tempatnya.

Khusus untuk yang berangkat ke Kuala Lumpur, ruang tunggunya berada di sebelah utara.

Meskipun sudah di tengah-tengah tempat check in kami harus ke luar dari antrean.

Informasi ini kami dapat dari petugas bandara yang menanyakan kami mau ke mana.

Lalu, dengan sabar sang petugas memandu kami ke tempat check in yang benar.

Pelayanan yang maksimal diberikan petugas membuat kami tidak merasakan kendala apa pun pada saat proses check in.

Hanya dengan memperlihatkan KTP dan paspor asli, tanpa harus menunggu lama, semua proses berjalan lancar.

Termasuk berat barang yang kami bawa, setelah ditimbang dinyatakan sesuai dengan standar penerbangan.

Ada barang elektronik yang kami bawa, berupa rice cooker, ini harus melalui pemeriksaan di tempat khusus.

Baca juga: Tur de Kopi Gayo Trans Sumatera, Seniman Baca Mantra Kopi Sengkewe di Dekat Bandara Kualanamu

Untuk urusan ini kami juga dibantu oleh petugas bandara yang berpakaian dinas lengkap.

Setelah menyampaikan terima kasih kepada para petugas yang telah membantu, kami pun menuju tempat pemeriksaan imigrasi.

Di sini, paspor setiap kami diperiksa kebenaranya dengan mencocokkan foto yang tertera di paspor dengan wajah kita, kemudian distempel oleh petugas sebagai tanda akan melakukan perjalanan ke luar negeri.

Waktu take off masih tersisa dua jam lagi.

Saya gunkan waktu menuju toilet untuk membasuh muka dan lain-lain.

Petugas kebersihan saat itu bernama Nurul mempersilakan saya menggunakan toilet bagi calon penumpang karena banyak ibu-ibu yang berpakaian seragam untuk pergi umrah sehingga toilet saat itu penuh.

Petugas mempersilakan menunggu di sisi kosong ruang toilet dekat pintu masuk.

Petugas kebersihan ini benar- benar menjalankan tugasnya dengan baik, walaupun kamar mandi diserbu oleh kaum hawa dari berbagai usia, dia tetap santun dan ramah sambil membersihakannya.

“Menyapu, mengepel, dan menjaga kebersihan ruangan ini adalah tugas saya,” ujarnya.

Hal yang jarang kita temui di tempat lain, kebanyakan mereka marah pada saat pengunjung datang menyerbu.

Baca juga: AirAsia Kembali Terbang ke Aceh, Layani Rute ke Kualanamu

Ketika meninggalkan tempat ini, Nurul yang berparas manis mengingatkan saya, ”Bu, tasnya ketinggalan di dalam.

” Sambil mengucapkan terima kasih saya pun bergegas masuk lagi dan mengambil tas itu.

Hal yang membuat saya terpikat pada petugas kebersihan ini adalah dia melayani dengan penuh hati, tanpa membedakan siapa pun yang mampir sejenak ke toilet.

Hampir 20 menit berada di tempat ini, tak ada terdengar kata-kata yang menyinggung perasaan.

Kami merasa nyaman dan tenteram walaupun pengunjung penuh sampai ke depan pintu masuk.

Ruangan yang wangi dan terawat dengan baik adalah salah satu pemikat bagi pengunjung yang menggunakannya.

Kemudian, kami bersiapsiap menuju ruang tunggu keberangkatan internasional dengan mengikuti rambu-rambu yang cukup jelas dan dapat dipahami oleh seluruh calon penumpang sebagaimana yang disampaikan Saudara Farhan, tidak akan tersesat karena petunjuk arah sangat membantu menuju lokasi yang kita perlukan.

Pada waktu kami kebingunan mencari ruang tunggu bandara, seorang lelaki yang gagah berpakai lengkap memandu kami menuju ruang tunggu.

Di ruang ini tersedia kursi yang nyaman, full AC, tempat khusus cas hp, tempat sampah, serta media informasi bandara.

Pemandangan yang indah saat pesawat take off dan mendarat menjadi momen yang tidak disia-siakan oleh ananda kami untuk mengambil foto untuk dokumentasi pribadinya.

Bertemu dengan berbagai karakter orang dalam satu ruangan, tentu kita harus dapat beradaptasi dengan situasi yang ada.

Sebagai orang tua, kami memberikan pemahaman kepada sang anak untuk saling menghargai dan menghormati sesama.

Dalam satu perjalanan kita adalah keluarga besar, dengan tujuan yang berbeda-beda.

Secara keseluruhan, pelayanan yang kami dapatkan di Bandara Kualanamu sangatlah menyenangkan.

Petugas yang ramah dan bijak memberikan kesan yang menyenangkan, membuat kita ingin kembali ke sini dalam perjalanan selanjutnya. (chairulb06@ gmail.com)

Baca juga: CJH Aceh Berangkat via Bandara SIM, Isu Terbang Melalui Kualanamu Hoaks

Baca juga: Setelah Airasia, Citilink Kembali Buka Penerbangan Kualanamu - Aceh

Berita Terkini