Berita Aceh Timur

Derita Warga 4 Desa Terisolir di Simpang Jernih Aceh Timur, Bartaruh Nyawa Lintasi Sungai Batu Katak

Penulis: Zubir
Editor: Mursal Ismail
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga Desa Melidi, Kecamatan Simpang Jernih, Aceh Timur, harus menggunakan boat dengan menelusuri sungai Batu Katak untuk menuju daerah Babo, Aceh Tamiang. Foto direkam baru-baru ini.

Untuk menuju ke wilayah itu, jalur satu-satunya yang bisa ditempuh melalui alur Sungai Tamiang melewati Sungai Batu Katak. 

Laporan Zubir | Langsa 

SERAMBINEWS.COM, LANGSA - Namanya Desa Melidi, satu desa permukiman penduduk yang jauh di pedalaman wilayah Kecamatan Simpang Jernih, Kabupaten Aceh Timur.

Selain Desa Melidi, tiga desa lainnya, yakni Desa Tampur Paloh, Tampur Bor, HTI Ranto Naru, berada di wilayah ujung Pantai Timur Provinsi Aceh, berbatasan dengan Aceh Tenggara, Gayo Lues, Aceh Tamiang, dan Sumatera Utara, ini juga bernasib sama.  

Untuk menuju ke wilayah itu, jalur satu-satunya yang bisa ditempuh melalui alur Sungai Tamiang melewati Sungai Batu Katak. 

Sungai Batu Katak ini, warga setempat juga menyebutknya "sungai maut" karena banyak warga yang mengalami kecelakaan hingga meninggal di sungai ini. 

Sungai Tamiang itu mengaliri air tawar dari daerah pegunungan Aceh Timur dan Lesten Aceh Tenggara yang bermuara akhir ke laut kawasan Kabupaten Aceh Tamiang. 

Jika air sungai tidak besar dan tidak hujan, jarak tempuh warga Desa Melidi menuju Babo, Aceh Tamiang antara 1,5 jam - 2 jam dengan menggunakan boat mesin.

Sejumlah warga Desa Melidi nekat melintasi Sungai Batu Katak dengan boat saat arus air kencang beberapa waktu lalu (Kiriman Keuchik Desa Melidi)

Baca juga: VIDEO Kronologi Boat Antar Pengantin Terbalik di Simpang Jernih Aceh Timur

Terkadang, jika musim kemarau air sungai yang menyusut menyebabkan di titik Sungai Batu Katak tak bisa dilalui boat, karena terjadi pendangkalan di daerah bebatuan dan tebing itu. 

Kemudian dari Babo, warga Desa Melidi barulah bisa melalui jalur darat menuju daerah perkotaan di Kuala Simpang, Aceh Tamiang. 

Sedangkan sebaliknya, warga Melidi yang kembali ke desanya membutuhkan waktu 3 jam karena boat harus melawan arus sungai yang turun ke muara laut Aceh Tamiang itu.

Belum ada jalan 

Sementara sampai saat ini belum ada akses jalan darat permanen yang bisa dilalui masyarakat Desa Melidi, Tampur Bor, Tampur Paloh, HTI Ranto Naro, untuk menuju ke daerah Babo atau ke kawasan perkotaan.

Pemerintah Aceh Timur maupun Provinsi Aceh belum membangun jalan bagi masyarakat di sana, padahal jika jalan tembus dibangun, hanya butuh waktu 1 jam menuju Babo Aceh Tamiang dengan sepeda motor.

Seorang ibu menggendong bayinya harus naik ke darat saat boat yang ia tumpangi kandas di Sungai Batu Katak disaat volume air sungai menyusut beberapa waktu lalu (Kiriman Keuchik Desa Melidi)

Baca juga: Ternyata, Boat yang Terbalik di Simpang Jernih, Aceh Timur Membawa Pengantin asal Siantar

Selama ini menurut warga di sana, sudah sering terjadi kecelakaan boat yang terbalik di sungai Batu Katak, hingga memakan korban nyawa dan harta benda milik warga yang hanyut ke sungai. 

Halaman
1234

Berita Terkini