Laporan Nadia Safriani | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Untuk tiba di Aceh, 184 pengungsi Rohingya harus mengeluarkan sejumlah uang yang tidak sedikit.
Hal tersebut disampaikan oleh salah seorang imigran Rohingya, Muhammad Fairuz (23).
“Untuk berlayar, kami harus membayar boat senilai 17 dolar, kepada sang kapten,” ucapnya kepada Serambinews.com, Selasa (10/1/2023).
Fairuz membayar sejumlah uang kepada seorang kapten yang ia kenal dari temannya.
Ia juga menambahkan, bahwa ia melakukan ini demi kebebasan mereka.
Dalam perjalanan, etnis Rohingya sempat mengalami mati mesin boat di atas laut dan bertemu dengan angkatan laut.
Baca juga: VIDEO - Pengungsi Rohingya Bermodalkan Kompas Manual di Kapal Sebelum Terdampar di Aceh
“Saat di laut, kami bertemu dengan angkatan laut, sepertinya dari Negara India dan mereka memberikan kami bensin untuk menghidupkan mesin boat,” imbuhnya.
Fairuz juga menambahkan, bahwa ia dan anggota Rohingya lainnya hanya mengikuti kemana arah gunung.
Pasalnya, mereka hanya berlayar dengan kompas manual.
Namun tak satu pun dari mereka yang bisa membaca kompas sehingga mereka hanya mengikuti arah gunung.
“Kami melihat sebuah titik kecil yang kami yakini itu adalah sebuah gunung sehingga kami memutuskan untuk mengikuti titik tersebut hingga sampailah kami ke sini(Aceh),” tuturnya.
Fairuz menjelaskan, bahwa saat di tengah perjalanan, sang kapten pergi meninggalkan mereka dengan boat lain.
“Sang kapten pergi meninggalkan kami saat di perjalanan, ia lari dengan boat lain dan tak kembali,” beber dia.
Baca juga: Cara Rohingya Capai Daratan Aceh, Begini Pengakuan Imigran dari Camp 3 Kutupalong Bangladesh
“Tak ada satu pun yang bisa mengendarai boat terkecuali seorang nelayan, ia yang akhirnya membawa boat tersebut,” ungkapnya.
Selama 20 hari di perjalanan, anak-anak sering menangis.