Kemudian, lele yang sudah dibumbui dimasukkan ke dalam packaging dan divacum dan disealer.
Untuk meningkatkan kualitas lele atau menonaktifkan bakteri merugikan pada lele ketika dipackaging, diberikan bawang putih dan garam.
Produk frozen food Lele ini diberi nama “LeFroz SMK Negeri 1 Jeunieb." Selanjutnya dipasarkan secara offline dan online.
Pemasaran secara online diawali dengan pemotretan produk semenarik mungkin, kemudian digunakan untuk pemasaran secara online melalui media sosial.
Produk frozen food yang sudah jadi dipasarkan secara offline, yaitu dengan dititip-kan di beberapa gerai di Kecamatan Jeunieb.
Untuk membantu pemasaran produk siswa membuatkan stiker kemasan agar produk terlihat lebih menarik dan tentu mudah dikenal oleh masyarakat.
Tidak hanya itu, siswa juga membantu mempromosikan produknya melalui WhatsApp dan Facebook dengan membuka harga khusus untuk peluang reseller.
Seiring dengan usulan SMK Negeri 1 Jeunieb menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), diharapkan bisnis kuliner ikan lele ini yang merupakan produk unggulan SMK Negeri 1 Jeunieb dapat lebih maju dan berkembang dalam pemasarannya dan diharapkan dapat meningkatkan pendapatan sekolah.
Dengan adanya produk LeFroz ini, minimal terwujudnya peningkatan jiwa kewi-rausahaan, peningkatan kemampuan, dan ketrampilan dalam pengolahan hasil perikanan, mitra mampu menge-mas produk yang dihasilkan menjadi lebih menarik dan memiliki nilai tambah untuk dijual dan peningkatan pen-dapatan sekolah.
LeFroz produk SMKN 1 Jeunieb per bungkusnya diju-al dengan harga Rp25.000 sampai Rp30.000. Berat bersih 9 ons sampai dengan 1 kilogram. Jika dimasukkan ke lemari pendingin atau freezer.
BAIHAKI, Redakdur Pelaksana The jurnal.id, melaporkan dari Jeunieb, Bireuen