Internasional

Nasib Pilu Wanita Turkiye Korban Gempa, Berjuang Memberi Semangat Anak-Anaknya, Segera Pulang

Editor: M Nur Pakar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anak-anak bermain dengan troli di depan bangunan yang runtuh diguncang gempa dahsyat di Provinsi Hatay, Turkiye, pada 15 Februari 2023.

SERAMBINEW.COM, HATAY - Nasib pilu dialami para wanita Turkiye yang kehilangan suami akibat gempa dahsyat dengan menanggung beban anak-anak.

Seperti seorang ibu tiga anak bernama Tulay Parlakgun.

Dia mendorong putranya Salih dengan troli belanja yang dilapisi selimut melewati bangunan yang runtuh ke tenda tempat mereka berlindung.

Dia tetap mencoba mengangkat semangat anak-anaknya setelah gempa minggu lalu.

"Dia suka troli belanja dan ini semacam kereta bayi," ujarnya.

"Kami berusaha bertahan seperti ini," katanya sambil membelai Salih yang berusia 3 tahun dan memeluk putranya yang lebih tua.

"Semoga Tuhan membantu kita dan mudah-mudahan hari-hari ini akan berakhir," ujarnya.

"Kita akan kembali ke rumah," katanya dengan wajahnya tampak kelelahan.

Baca juga: Nasib Pilu Wanita Suriah, Perang Sudah Sangat Menderita, Gempa Hancurkan Semuanya

Dengan saudara perempuan dan ibunya di Provinsi Hatay di Turkiye selatan, Parlakgun yang berusia 38 tahun duduk di luar dan memasak sup di jalan di atas kompor.

Adiknya menggunakan ponselnya sebagai cermin untuk menyeka wajahnya.

Bencana tersebut, dengan jumlah korban tewas gabungan di Turki dan negara tetangga Suriah melebihi 41.000 orang telah merusak kota-kota di kedua negara.

Sehingga, membuat banyak orang yang selamat kehilangan tempat tinggal di suhu musim dingin yang hampir membeku.

Bahkan jika rumah dibiarkan berdiri, belum tentu aman dan tidak ada air atau listrik.

"Anak-anak menghabiskan waktu dengan satu sama lain dan sepupu mereka," ujarnya kepada Reuters, Rabu (15/2/2023).

"Sangat sulit bagi mereka, mereka menangis setiap hari dan kami berusaha kuat tenaga memberi semangat mereka," kata Parlakgun.

Baca juga: Paguyuban Masyarakat Tionghoa Sabang Ikut Galang Dana untuk Korban Gempa di Turki dan Suriah

"Psikologi mereka hancur dan mereka berkata: 'Kami tidak ingin hidup seperti ini. Saya ingin kamar saya. Saya ingin mainan saya. Saya ingin tinggal di rumah saya."

"Kami berhasil menemukan cara untuk menghibur mereka," tambahnya.

Rumah sakit telah melaporkan semakin banyak pasien untuk gangguan stress pasca-trauma setelah kewalahan dengan luka segera setelah gempa.

Rumah Parlakgun setidaknya masih berdiri.

“Sebagian besar barang kami rusak,” katanya.

"Ada yang hancur tapi alhamdulillah rumah dalam keadaan baik dan pelan-pelan, sedikit demi sedikit kami bersihkan," ujarnya.

Pertama kali dia masuk ke rumahnya setelah gempa dia mencari selimut untuk anak-anaknya, katanya.

"Pikiran pertama di benak saya adalah mereka," ujarnya.

Baca juga: Malek Ibrahim Pria Korban Gempa Suriah Kehilangan 30 Anggota Keluarganya, Baru Ketemu 10 Orang

"Kami mencoba bertahan untuk mereka, karena mereka adalah harapan kami," tambahnya.

"Kami terbiasa menonton gempa bumi dan bencana serupa di TV," ungkapnya.

"Tetapi kami tidak pernah membayangkan akan mengalami hal ini suatu hari nanti," jelasnya.(*)

Berita Terkini