Beberapa di antaranya mengatakan, "Welcome to Turkiye and thank you so much for helping us."
Dari Istanbul kami melanjutkan perjalanan dengan Budget Airline ke Kota Adana.
Terus terang hati sedikit waswas karena overbagage atau kelebihan bagasi kami yang mencapai 200 kg.
Saya lalu menghampiri petugas counter check-in, dia menayakan tujuan kami dengan barang yang begitu banyak.
Saya terangkan bahwa kami tim medis dari Aceh, Indonesia, yang akan membantu para pengungsi korban gempa di lokasi pengungsian Abbaslar Kahramanmaras.
Wanita ini menayakan apakah kami tahu cuaca di sana sangat dingin, apalagi bagi orang Indonesia yang tidak terbiasa dengan udara dingin?
Saya katakan bahwa kami hanya merasakan udara dingin, sementara mereka (para penyintas bencana gempa) selain dingin juga merasakan kesedihan, kehilangan, dan keputusasaan.
Saya lalu bercerita bagaimana Turkiye membantu Aceh saat gempa dan tsunami tahun 2004, kemudian ada hubungan emosional lama yang terjalin antara Aceh dan Turkiye yang mengharuskan kami untuk datang membantu.
Wanita ini lalu bicara kepada supervisornya dan seluruh kelebihan bagasi kami digratiskan.
Beliau pun tampak menangis saat mengatakan terima kasih sudah membantu mereka.
Kesempatan lain kami juga dipeluk oleh seorang lelaki petugas bandara yang awalnya bertanya tujuan tim ini mau ke mana.
Saya kebetulan menyiapkan tulisan dalam bahasa Turkiye yang artinya, Kami tidak akan membiarkan Turkiye menghadapi musibah sendiri.
Salam dari Aceh.
Lelaki ini pun lalu memeluk kami satu per satu.
Sungguh momen mengharukan sudah terasa, padahal kami belum sampai ke kota tujuan.