Viral Medsos

Viral Dua Anak Bermain Lato-Lato saat Jamaah Khusyuk Shalat, Netizen : Tolong Orangtua Ajarkan Adab

Penulis: Firdha Ustin
Editor: Amirullah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Penjual latto-latto di Kota Lhokseumawe, Rabu (4/1/2023).

Ia menjelaskan, larangan tersebut tertuang dalam Surat Edaran Dinas Pendidikan Tanahbumbu Nomor: B/420/410/Disdik-Das.2/I/2023 yang dikeluarkan pada 11 Januari 2023.

Disdik Tanahbumbu secara resmi melarang siswa membawa lato-lato ke sekolah, dikarenakan bertujuan membuat para siswa agar fokus belajar dan dikawatirkan mengganggu.

"Khusus penggunaan lato-lato untuk lingkungan sekolah tidak diperbolehkan karena dianggap mengganggu proses kegiatan belajar mengajar,” kata Eka dikutip dari Tribun Kalteng.

Disdik Kabupaten Tapin melalui surat edaran No 800/281/Disdik/2023, perihal edaran larangan penggunaan permainan lato-lato di lingkungan sekolah.

Ditandatangani Kepala Dinas Pendidikan Tapin, Irnawati, edaran mengenai permainan dengan bunyi pletak- pletak ini dinilai tidak sesuai tempat jika digunakan di lingkungan sekolah.

Terlebih lagi berpotensi menimbulkan dampak negatif, seperti cidera fisik, maupun kerusakan sarana pra sarana sekolah.

Untuk itu, Disdik Tapin pun menghimbau satuan pendidikan agar membuat edaran tertulis yang sifatnya persuasif supaya peserta didik tidak membawa lato-lato ke lingkungan sekolah.

Di samping itu, secara umum himbauan juga disampaikan kepada orang tua siswa untuk mengawasi dan memastikan keamanan anak-anak permainan viral ini.

Menurut sejumlah kalangan termasuk pendidik dan psikolog, lato-lato mengistirahatkan anak-anak dari telepon seluler. Soalnya selama ini banyak anak-anak yang sangat tergantung pada permainan di ponsel.

Bangun tidur, pegang ponsel. Sambil makan mengotak-atik ponsel. Sekolah bawa ponsel. Bahkan kerap orangtua harus menyita ponsel anaknya agar mereka tidur malam. Kesibukan bermain ponsel membuat mereka tak bersosialisasi.

Dengan adanya lato-lato, mereka bermain dengan teman-teman, belajar cara memainkannya dan beradu. Mereka bergerak. Tentu ini harus disambut gembira para orangtua.

Bahkan para orangtua dan guru perlu mendorong anak-anak melakukan permainan lain yang membuat mereka bergerak dan bersosialisasi.

Ada banyak permainan tradisional yang bisa diviralkan seperti engrang, badaku atau congklak dan main tali.

Seperti halnya lato-lato, tentu permainan tersebut akan menimbulkan suara.

Anak-anak itu tentu akan tertawa, berteriak-teriak bahkan menangis saat bermain. Apakah karena kebisingan tersebut kita juga harus melarang mereka bermain.

Halaman
1234

Berita Terkini