Kisah Viral

Kisah Sedih Dini, Gadis 12 Tahun yang Hamil karena Dirudapkasa 8 Tetangga, tak Lagi Diterima Sekolah

Editor: Ansari Hasyim
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi siswi SMP dirudapaksa

SERAMBINEWS.COM - “Bapak dari pihak laki-laki tidak ada bekasnya, anak saya sekolahnya hancur, masa depannya enggak tahu bagaimana, risiko melahirkan juga,” kata Wati, bukan nama sebenarnya, ketika mengulang perkataannya kepada keluarga pelaku pemerkosa anaknya.

Wati adalah ibu dari tiga anak di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Keluarganya hidup pas-pasan.

Suaminya berjualan dompet dengan berkeliling di pasar, sedangkan Wati adalah seorang ibu rumah tangga.

Selama ini, dia berharap masa depan ketiga anaknya akan lebih baik. Tetapi, harapan itu seakan diempaskan pada suatu pagi di pengujung 2022.

TERUNGKAP Modus Malik Hanro Agam Selingkuhi Banyak Wanita, Dilakukan saat Istri Hamil

Putri keduanya, Dini (bukan nama sebenarnya) yang baru berusia 12 tahun, hamil.

Kecurigaan itu muncul setelah gadis 12 asal Banyumas, Jawa Tengah itu terlambat menstruasi selama dua bulan. Wati meminta putri sulungnya membeli alat tes kehamilan di apotek. Hasilnya, Dini positif hamil.

Remaja yang baru duduk di bangku kelas 1 SMP itu diperkosa oleh delapan orang pelaku, yang merupakan tetangga-tetangganya. Beberapa di antaranya telah lanjut usia.

"Katanya enggak mungkin sudah kayak gini sekolah normal lagi. Pihak sekolah menyampaikan agar bapak ke sekolah, nanti suruh bikin surat pernyataan pengunduran diri, ya 'dimutasilah, Bu'," ujar Wati kepada wartawan Muhammad Fadlan yang melaporkan untuk BBC News Indonesia.

Pada pertemuan itu, Wati justru meminta maaf kepada pihak sekolah karena merasa telah mencoreng nama baik sekolah.

Masih pada hari yang sama, suami Wati segera ke sekolah. Di sana dia diminta membuat surat pernyataan mengundurkan diri. Sekolah tidak memberikan pilihan lain kepada mereka.

"Enggak ada [pilihan lain dari pihak sekolah], suruh kejar paket B gitu aja. Enggak ada misal ini kan lagi hamil nunggu proses lahiran atau bagaimana," kenang Wati.

Di sisi lain, Wati juga tak sampai hati anaknya dirundung karena hamil dan dipandang telah membuat malu sekolah.

Sebab, Dini pernah mendapat pesan bernada seperti itu dari teman sekolahnya setelah kabar ini merebak.

“Hancur, rasanya marah, gimana ya. Tapi kalau di sana terus juga tidak mungkin, kalau dipaksa sekolah di situ kan kasihan nanti di-bully teman-temannya," tutur Wati.

"Nomor WhatsApp [Dini] sampai diganti sama kakaknya, karena sudah ada yang ngirim pesan seperti itu, katanya 'kamu malu-maluin sekolahan'. Kalau tidak diganti nanti banyak yang WA, itu baru satu orang, mengantisipasi biar enggak jadi beban pikiran," sambungnya.

Halaman
1234

Berita Terkini