Kisah Viral

Kisah Sedih Dini, Gadis 12 Tahun yang Hamil karena Dirudapkasa 8 Tetangga, tak Lagi Diterima Sekolah

Editor: Ansari Hasyim
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi siswi SMP dirudapaksa

Peneliti Pusat Kajian dan Advokasi Perlindungan dan Kualitas Hidup Anak (Puskapa) Universitas Indonesia Andrea Anjaringtyas Adhi mengatakan bahwa remaja yang menikah dini kemungkinan besar juga putus sekolah.

Sebaliknya, remaja yang putus sekolah akibat kehamilan yang tidak direncanakan pun rentan menikah dini.

‘Saya disadarkan kalau nikah bukan solusi’

Cindy, bukan nama sebenarnya, masih ingat betul betapa harunya dia ketika akhirnya diwisuda dari sebuah perguruan tinggi swasta di Semarang, Jawa Tengah.

“Enggak nyangka aku bisa lulus padahal awalnya udah merasa enggak mungkin... Enggak mungkin aku bisa lanjutin kuliah,” kata Cindy, 23 tahun, kepada wartawan Nonie Arnee yang melaporkan untuk BBC News Indonesia.

Empat tahun yang lalu, Cindy menyadari bahwa dia hamil dengan pacarnya saat itu.

Beragam jalan keluar sempat terlintas di kepalanya. Mulai dari aborsi, berhenti kuliah, bahkan menikah. Namun orang tua Cindy, meski terpukul, menolak apabila Cindy menikah di usia muda.

Orang tuanya kemudian membawa Cindy ke Griya Welas Asih, sebuah rumah singgah bagi remaja yang mengalami kehamilan tidak diinginkan di Semarang.

Di rumah singgah itu, Cindy menetap sampai melahirkan anaknya. Di sana dia mendapat pendampingan psikologis, kontrol kandungan, serta penguatan rohani.

“Saya banyak disadarkan kalau menikah itu bukan solusi, bukan jalan keluar. Bahkan bisa jadi kalau saya benar-benar nikah saya enggak mungkin bisa jadi seperti sekarang ini, saya bisa melanjutkan kuliah, bisa melanjutkan kerja,” kata Cindy.

Bagi Cindy, proses yang dia lalui untuk bangkit dan menata kembali hidupnya sama sekali tidak mudah.

Dia merasa "mustahil" bisa melanjutkan kuliah, namun juga khawatir dengan masa depannya apabila putus kuliah.

“Saya bingung, enggak kepikiran untuk kuliah lagi. Sudah punya anak mosok lanjutin kuliah, masuk semester empat waktu itu,” kenang Cindy.

Butuh waktu berbulan-bulan bagi Cindy untuk akhirnya memutuskan bahwa dia akan merawat anaknya sendiri.

Salah satu hal yang dia khawatirkan pada saat itu adalah sanksi sosial dan stigma yang akan dia dapat dari keluarga besar dan lingkungan sekitarnya.

Halaman
1234

Berita Terkini