Berita Banda Aceh

Angka HIV/AIDS di Banda Aceh Tinggi, DPRK Minta Pemko Lakukan Pencegahan

Editor: mufti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dr Musriadi SPd MPd, Anggota DPRK Banda Aceh

“Kita berharap kasus (HIV/AIDS) jangan dianggap enteng, justru jadi bumerang nanti. Penyakit ini harus dicari solusinya.” MUSRIADI, Anggota DPRK Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Kasus penderita HIV/AIDS di Banda Aceh saat ini menjadi yang tertinggi di Aceh. Oleh karena itu, pihak DPRK Banda Aceh meminta Pemerintah Kota, dalam hal ini Dinas Kesehatan, agar dapat melakukan upaya pencegahan.

Hal itu disampaikan Anggota DPRK Banda Aceh, Dr Musriadi SPd MPd, dalam sidang paripurna yang berlangsung, di gedung dewan setempat, Jumat (31/3/2023).

Berdasarkan data yang diperoleh Musriadi, angka HIV/AIDS di Banda Aceh mencapai 198 kasus, terdiri dari 161 kasus HIV dan 37 kasus AIDS. Sementara berdasarkan data Dinas Kesehatan Banda Aceh, hingga Februari 2023 hanya ada 154 kasus.

Di dalam sidang paripurna, Musriadi mendesak Pj Wali Kota Banda Aceh Bakri Siddiq segera mencari solusi pencegahan kasus HIV/AIDS di Banda Aceh. “Kami prihatin dengan bertambahnya kasus-kasus baru,” ujarnya.

Ia menjelaskan, kasus HIV/AIDS  pertama kali ditemukan di Kota Banda Aceh pada tahun 2008 dengan diangnosa AIDS sebanyak 2 kasus dan telah meninggal dunia. Sampai dengan Februari 2023, kasus baru yang ditemukan di Kota Banda Aceh, sebanyak 198 kasus terdiri dari 161 kasus HIV dan 37 kasus Aids.

Untuk 2022 Kota Banda Aceh menempati urutan pertama kabupaten/kota dengan kasus HIV/AIDS yang tertinggi.

Oleh karena itu, Musriadi mendesak Pj Wali Kota melalui Dinas Kesehatan untuk meningkatkan skrining, deteksi dini menjadi cara efektif selama ini untuk mencegah penularan kasus HIV/AIDS agar tidak bertambah setiap tahunnya

“Kita berharap kasus (HIV/AIDS) jangan dianggap enteng, justru jadi bumerang nanti. Penyakit ini harus dicari solusinya,” ujar Politisi PAN ini.

Musriadi menambahkan, dari informasi yang diterima, jumlah temuan kasus HIV/AIDS semakin tahun semakin tinggi. Oleh karena itu, katanya, Pemko Banda Aceh harus merumuskan strategi untuk penanganan HIV/AIDS melibatkan LSM yang peduli dengan HIV/AIDS

“Kasus HIV/AIDS seperti fenomena gunung es, dimana data yang terlaporkan masih sangat sedikit dari kasus yang mungkin saja sudah ada. Tapi masih banyak yang belum mau melakukan tes, sehingga tidak terlaporkan karena masih tingginya stigma negatif terhadap penderita di masyarakat,” ujarnya,

Ia berharap, dengan adanya sosialisasi serta pendampingan, bisa mengetahui secara dini penderita, sehingga bisa dilakukan pengobatan lebih lanjut. Diharapkan juga ada anggaran khusus untuk penanggulangan penyakit itu.(mun)

 

 

Berita Terkini