Betapa tidak, dua pekan lalu, Yusniati dikabarkan sudah pulih dari sakitnya yang sempat membuat dara asal Dah, Kecamatan Rundeng Kota Subulussalam itu kritis.
Laporan Khalidin I Subulussalam
SERAMBINEWS.COM, SUBULUSSALAM - Yusniati Binti Malim Sabar Pardosi mahasiswi asal Kota Subulussalam di Cairo, Mesir meninggal dunia, Selasa (11/4/2023) malam sekitar pukul 21.20 WIB.
Meninggalnya Yusniati mengejutkan keluarga di Subulussalam maupun para sababatnya di Cairo Mesir.
Betapa tidak, dua pekan lalu, Yusniati dikabarkan sudah pulih dari sakitnya yang sempat membuat dara asal Dah, Kecamatan Rundeng Kota Subulussalam itu kritis.
Hal itu disampaikan Malim Sempurna, masyarakat asal Desa Lae Mate, Kecamatan Rundeng, Kota Subulussalam yang bermukim di Cairo, Mesir.
Menurut Malim Sempurna, dua minggu lalu almarhumah Yusniati sudah membaik dan telah dapat makan melalui mulut.
Berhubung merasa sudah pulih, Yusniati pun berencana mau pulang ke tanah air agar dapat dirawat di kampung halaman oleh orang tuanya.
Baca juga: Jenazah Yusniati, Mahasiswi asal Kota Subulussalam Meninggal di Mesir Diserahkan ke KBRI
"Sebab kondisinya sudah membaik dan sudah bisa makan melalui mulut, jadi kami berencana membawa almarhum pulang," kata Malim
Akan tetapi tiba-tiba, sakit Yusniati drop kembali hingga akhirnya dia menghadap sang Khaliq pada Selasa (12/4/2023) pukul 16.20 waktu Cairo Mesir.
Jenazah Yusniati Binti Malim Sabar, mahasiswi asal Kota Subulussalam di Cairo Mesir yang meninggal dunia telah diserahkan ke Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI).
Hal itu disampaikan Malim Sempurna, perwakilan Masyarakat Kota Subulussalam di Cairo, Mesir kepada Serambinews.com, Rabu (12/4/2023).
Malim Sempurna mengatakan Yusniati menghembuskan nafas terakhirnya pada Selasa (11/4/2023) pukul 16.20 waktu Cairo Mesir atau pukul 21.20 Waktu Indonesia Barat.
Saat ini proses pemulangan jenazah sedang diurus untuk dibawa ke tanah air Indonesia.
Jenazah Yusniati akan dipulangkan ke Indonesia untuk dimakamkan di kampung orang tuanya, yakni Desa Dah, Kecamatan Rundeng, Kota Subulussalam.
Untuk kepastian keberangkatan dan tanggal keberangkatan akan diinfokan sore ini waktu Cairo, Mesir.
Baca juga: Sering Ketukar atau Hilang Sandal Saat di Masjid? Contek Tips dari Teuku Wisnu
"Sebelum diterbangkan ke Insonesia jenazahnya akan kami shalatkan terlebih dahulu di Masjid Assalam, Nasr City Cairo Mesir," ujar Malim Sempurna, warga Desa Lae Mate, Kota Subulussalam yang telah lama bermukim di Mesir.
Seperti diberitakan Yusniati Binti Malim Sabar Pardosi, seorang mahasiswi asal Kota Subulussalam yang sedang menempuh pendidikan di Kairo Mesir.
"Innalillahi Wainna Ilaihi Rajiun, telah berpulang ke Rahmatullah Yusniati Binti Malim Sabar pukul 16.20 waktu Cairo hari ini," tulis Malim Sempurna pada akun media sosial Facebook milik Malim Sabar Pardosi ayahanda Yusniati.
Pascainformasi kepergian sang mahasiswi asal Desa Dah, Kecamatan Rundeng Kota Subulussalam tersebut, warga Subulussalam bergantian mengirimkan ucapan rasa duka.
Selain itu para netizen juga ramai-ramai memajang poster atau tulisan info meninggalnya Yusniati di laman Facebook mereka atau status Whatsapp.
Yusniati Malim, mahasiswa asal Kota Subulussalam, Aceh sejak Februari lalu mengalami kritis karena menderita penyakit komplikasi ruang Intensive care unit (ICU) Rumah Sakit Madinat Nasr City. Rabiatul Adawiyah Cairo Mesir.
Biaya rumah sakit yang harus ditanggung pun sangat tinggi yakni mencapai ratusan juta sehingga keluarganya membutuhkan uluran tangan para dermawan.
Tak pernah terbayangkan oleh sang ayahh Malim Sabar, jika anaknya yang selama ini menempuh pendidikan di Universitas Al-Azhar Cairo Mesir terkulai lemah di ruang ICU akibat penyakit yang menggelayut di tubuhnya.
Padahal, dara kelahiran Dah 4 Agustus 2000 itu dikenal memiliki nilai akademik yang sangat baik alias cerdas, rajin, baik dan taat beribadah.
Alumni perdana Pondok Pesantren Daarurrahmah Sepadan pimpinan Haji Rasyid Bancin ini sejak SMP hingga SMA dilaporkan mendapat nilai bagus.
“Bahkan saat kuliah di Mesir selalu naik kelas dan taat beribadah. Dulu saat mondok dia juga santri yang pintar, patuh dan baik,” kata Haji Rasyid Bancin, pimpinan Ponpes Daarurrahmah Sepadan.
Kini, Yusniati yang dulu dikenal cerdas dan lincah dan sempat dirawat di ruang ICU Rumah Sakit Madinat Nasr City. Rabiatul Adawiyah Cairo Mesir telah menghadap kepada Yang Maha Kuasa.
Sebelumnya berdasarkan keterangan dokter yang menangani Yusniati, yakni dr Mahmud Mukhtar dan Muhammad Handawi, mahasiswi tingkat empat, semester delapan jurusan Syariah Islamiah ini didiagnosa penyakit komplikasi.
Yusniati didiagnosa menderita gagal ginjal stadium 2, penyumbatan pada paru-paru hingga gangguan saraf di kepala.
Malim Sabar bersama isteri pun tak dapat berbuat banyak untuk sang putri. Kedua orang tua Yusniati kala itu hanya dapat menyaksikan sang anak berbaring lemah dari layar telepon genggam. Merekantak sempat bisa menjenguk langsung karena kondisi jarak.
Malim Sabar meminta bantu pada mahasiswa teman-teman Yusniati untuk membantu putrinya selama di Rumah Sakit.
“Tolong bantu anak saya, jagakan anak saya, kalianlah orang tuanya. Kami belum bisa ke Mesir untuk menjaga Yusniati,” ujar Malim dengan suara bergetar menahan tangis sebagaimana terekam dsalam video call.
Malim tampak tak kuasa menahan tangis manakala melihat anak gadisnya itu terkulai lemah tak sadarkan diri dalam perawatan medis di rumah sakit.
“Bangun nak, sehat ya nak. Ya Allah angkatlah penyakit anakku ini. Lekas sembuh anakku, kami orang tua mu di sini nak. Tolong dengar kami nak,” begitu antara lain kata yang terucap dari bibir orang tua Yusniati.
Seberapapun kata dan tangis, Yusniati tampak tak dapat menjawab. Dia hanya berbaring tanpa bergerak.
Hampir setiap saat terdengar tangisan pilu disertai napas yang tersesak dari mulut sang orang tua menahan perihnya batin menyaksikan anaknya menahan sakit yang menggelanyut di tubuhnya.
Sementara selang oksigen dan infus dan alat medis lainnya seakan "tumbuh menjalar" di tubuh mungil Yusniati, lantaran hidup si gadis malang itu sangat bergantung dengan alat bantuan medis. (*)