Kepala Militer Sudan Jenderal Abdel Fattah Al-Burhan mengatakan kepada Al Jazeera TV bahwa RSF harus mundur.
“Kami pikir jika mereka bijak, mereka akan mengembalikan pasukan mereka yang datang ke Khartoum. Tetapi jika terus berlanjut, kami harus mengerahkan pasukan ke Khartoum dari daerah lain,” ucap Burhan.
Baca juga: AS Akan Segera Mengusir Grup Wagner, Tentara Bayaran Rusia dari Sudan dan Libya, Ini Dalihnya
Angkatan bersenjata mengatakan, pihaknya tidak akan bernegosiasi dengan RSF kecuali pasukan paramiliter tersebut dibubarkan.
Di sisi lain, Pemimpin RSF Jenderal Mohamed Hamdan Dagalo, yang lebih dikenal sebagai Hemedti, menyebut Burhan sebagai penjahat dan pembohong.
Militer dan RSF, yang menurut para analis berkekuatan 100.000 personel, telah bersaing memperebutkan kekuasaan ketika faksi-faksi politik bernegosiasi untuk membentuk pemerintahan transisi sipil setelah kudeta militer tahun 2021.
“Kami tahu di mana Anda bersembunyi dan kami akan menangkap Anda dan menyerahkan Anda ke pengadilan, atau Anda mati seperti anjing lainnya,” kata Hemedti.
Konfrontasi yang berkepanjangan dapat menjerumuskan Sudan ke dalam konflik yang meluas bahkan perang saudara.
Di satu sisi, Sudan tengah dilumat dengan kehancuran ekonomi dan kekerasan antarsejumlah suku.
Kepala RSF Mohamed Hamdan Dagalo, lebih dikenal sebagai Hemedti, menyebut Jenderal al Burhan "penjahat" dan menuduh pasukannya melakukan kudeta.
Selama pertempuran, jet tempur terlihat di atas kota.
Dua maskapai besar, maskapai Saudi milik negara Saudia dan Egyptair Mesir, menangguhkan penerbangan masuk dan keluar sampai pemberitahuan lebih lanjut.
Sebuah pesawat Saudia yang bersiap lepas landas dari bandara Khartoum diserang selama bentrokan.
Video beredar di media sosial menunjukkan pesawat terbakar di landasan.