Ramadhan 2023

Bolehkah Zakat Fitrah Diberikan Kepada Kiai atau Guru Ngaji?

Penulis: Firdha Ustin
Editor: Amirullah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi mengajar ngaji

Bolehkah Zakat Fitrah Diberikan Kepada Kiai atau Guru Ngaji?

SERAMBINEWS.COM - Bolehkah zakat fitrah diberikan kepada kiai atau guru ngaji?

Membayar zakat merupakan kewajiban bagi semua umat muslim yang menjalankan ibadah puasa pada bulan Ramadan.

Zakat ditunaikan sejak awal Ramadhan dan paling lambat dilakukan sebelum pelaksanaan Shalat Idul Fitri.

Zakat sebagai wujud syukur atas nikmat sehat dan rezeki yang diberikan Allah SWT.

Zakat biasanya diberikan dalam bentuk makanan pokok atau uang sejumlah tertentu yang nilainya dihitung berdasarkan kadar beras atau bahan makanan pokok lainnya yang lazim dikonsumsi di masyarakat setempat.

Kewajiban rukun Islam yang keempat ini mulai berlaku sejak tahun kedua hijriah tepat sebelum disyariatkannya kewajiban puasa Ramadhan.

Baca juga: Ini Bacaan Niat Zakat Fitrah ntuk Diri Sendiri, Istri, Anak Laki-Laki dan Perempuan hingga Keluarga

Baik dalam Al-Qur’an dan hadits, banyak sekali dijelaskan tentang kewajiban membayar zakat.

Zakat fitrah diberikan kepada saudara-saudara sesama muslim yang dianggap tidak mampu atau disebut fakir miskin.

Setidaknya terdapat delapan golongan yang berhak menerima zakat, sebagaimana tercantum dalam QS. At-Taubah ayat 60, yang artinya:

"Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang miskin, amil zakat, yang dilunakkan hatinya (mualaf), untuk (memerdekakan) hamba sahaya, untuk (membebaskan) orang yang berutang, untuk jalan Allah dan untuk orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai kewajiban dari Allah."

Adapun 8 golongan yang berhak menerima zakat ialah fakir, miskin, petugas zakat, muallaf, budak, orang yang terlilit utang, fi sabilillah atau orang yang sedang dalam jalan Allah dan orang yang sedang dalam perjalanan jauh yang bukan maksiat.

Lalu muncul pertanyaan, apakah guru ngaji dan kiai boleh menerima zakat fitrah?

Baca juga: Hukum Zakat Fitrah Bagi Orang Tidak Mampu Tapi Terima Banyak Zakat Orang Lain, Begini Penjelasan UAS

Sementara menurut sebagian ulama, seperti Imam Al-Qaffal dari kalangan ulama Syafiiyah, mengatakan bahwa memberikan zakat fitrah kepada para pelajar, penyampai kebenaran, seperti kiai dan guru ngaji, hukumnya adalah boleh meskipun mereka kaya.

Hal ini karena mereka adalah orang-orang yang berjuang untuk kebaikan sehingga mereka termasuk ‘sabilillah’ yang berhak menerima zakat.

Guru dalam asnaf zakat, masuk dalam kategori golongan fi sabilillah.

Pasalnya, arti fi sabilillah tergolong luas, tidak hanya orang yang berperang di jalan Allah.

Penjelasan ini termaktub dalam kitab Jawahir Al-Bukhari berikut:

وَالسَّابِعُ سَبِيْلُ اللهِ تعالى وَهُوَ غَازٍ ذَكَرٌ مُتَطَوِّعٌ بِالْجِهَادِ فَيُعْطَى وَلَوْ غَنِيًّا إِعَانَةً لَهُ عَلىَ الْغَزْوِ. أَهْلُ سَبِيْلِ اللهِ الغُزَاةُ المُتَطَوِّعُوْنَ بِالْجِهَادِ وَاِنْ كَانُوْا أَغْنِيَاءَ. وَيَدْخُلُ فِي ذَلِكَ طَلَبَةُ الْعِلْمِ الشَّرْعِيِّ وَرُوَّادُ الْحَقِّ وَطُلَّابُ الْعَدْل وَمُقِيْمُوا الاِنْصَافِ وَالْوَعْظِ وَالْاِرْشَادِ وَنَاصِرُ الدِّيْنِ الحنيفِ

Baca juga: Tidak Bayar Zakat Fitrah Karena Tak Punya Uang, Tapi Terima Zakat dari Orang, Bagaimana Hukumnya?

“Ketujuh adalah orang yang berjuang di jalan Allah. Ia adalah laki-laki yang berperang dengan suka rela untuk berjihad. Maka ia diberi (zakat) meskipun ia kaya sebagai bantuan padanya atas perang. Sabilillah adalah orang-orang yang berperang dengan suka rela untuk berjihad meskipun mereka kaya."

Dan masuk dalam kategori sabilillah adalah para pencari ilmu syar’i, pembela kebenaran, pencari keadilan, penegak kebenaran, penasehat, pengajar, penyebar agama yang lurus.

Sementara itu dalam kitab Syarh Al-Mukhtashar lil Al-Kharsyi Al-Maliki, disebutkan sebagai berikut:

يَجُوْزُ إِعْطَاءُ الزَّكَاةِ لِلْقَارِئِ وَالْعَالِمِ وَالْمُعَلِّمِ وَمَنْ فِيْهِ مَنْفَعَةٌ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَلَوْ كَانُوْا اَغْنِيَاءَ لِعُمُوْمِ نَفْعِهِمْ وَلِبَقَاءِ الدِّيْنِ

“Boleh memberikan zakat kepada para qari, orang alim, pelajar dan orang-orang yang bermanfaat kepada kaum muslimin, meskipun mereka kaya. Ini karena mereka sangat bermanfaat untuk eksisnya agama (Islam).”

Baca juga: Hukum Akad atau Serah Terima Zakat Fitrah Diwakili Anak atau Istri, Simak Penjelasan UAS Berikut

والسابع سبيل الله تعالى وهو غاز ذكر متطوع بالجهاد فيعطى ولو غنيا إعانة له على الغزو اهل سبيل الله الغزاة المتطوعون بالجهاد وان كانوا اغنياء ويدخل في ذلك طلبة العلم الشرعي ورواد الحق وطلاب العدل ومقيموا الانصاف والوعظ والارشاد وناصر الدين الحنيف

“yang ke tujuh sabilillaah ialah lelaki pejuang yang berperang dengan cuma-cuma demi agama allah, maka ia diberi meskipun ia kaya raya sebagai bantuan untuk biaya perangnya. “sabiilillah” ialah lelaki pejuang yang berperang dengan cuma-cuma demi agama allah meskipun ia kaya raya. dan masuk dalam kategori sabiilillah adalah para pencari ilmu syar’i, pembela kebenaran, pencari keadilan, penegak kebenaran, penasehat, pengajar, penyebar agama yang lurus.” [ al-jawaahir al-bukhaari, iqna li assyarbiny, Jilid II,halaman 230].

Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa apabila kiai dan guru tingkat ekonominya masuk ke dalam kategori orang fakir atau miskin maka boleh menerima zakat sebagai orang fakir atau miskin.

Sedangkan apabila tidak masuk ke dalam kategori orang fakir atau miskin maka bisa menerima zakat atas golongan fi sabilillah.

Namun, sebaiknya menyalurkan zakat fitrah kepada fakir miskin apabila masih banyak masyarakat miskin yang lebih membutuhkan.

(Serambinews.com/Firdha Ustin)

Berita Terkini