Salam

Soal Kelangkaan Gas Elpiji, Siapa yang Bermain?

Editor: mufti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi

Kelangkaan gas elpiji 3 kg sudah sangat sering terjadi di Aceh, tetapi sampai saat ini terlihat belum ada tindakan yang konkret dari pihak terkait untuk menuntaskannya. Padahal, kondisi kelangkaan ini sangat mengganggu kenyamanan masyarakat, terutama di bulan Ramadhan ini.

Masalahnya adalah masyarakat sangat membutuhkan gas elpiji 3 kg untuk kebutuhan masak memasak, tak hanya bagi ibu-ibu rumah tangga tetapi juga para pedagang kecil yang menjual kue atau gorengan untuk kebutuhan berbuka. Namun, dengan kelangkaan gas elpiji tersebut telah membuat unit usaha produksi mereka menjadi terganggu, dan kondisi itu bisa saja memacetkan perputaran ekonomi di lingkungan masyarakat kecil.

Anehnya, kelangkaan gas elpiji 3 kg ini terus saja berulang setiap saat. Sehingga kondisi itu menyebabkan ibu-ibu rumah tangga menjerit tak tahu harus melapor kemana, dan kondisi yang seperti ini sungguh sangat tidak menguntungkan mereka itu.

Jujur, kita tidak mendapat informasi yang memadai apa penyebab yang sebenarnya sehingga selalu muncul kelangkaan gas elpiji 3 kg ini. Apakah ini memang kondisi ril yang ada, atau memang ini sengaja diciptakan oleh pihak-pihak tertentu dengan tujuan ingin mengeruk keuntungan secara pribadi. Kalau ini yang terjadi, maka sungguh disayangkan, apalagi mengingat pemerintah atau aparat penegak hukum tidak bisa berbuat banyak untuk mengatasinya.

Kita juga belum melihat adanya semacam gebrakan yang serius dari pihak terkait, baik pertamina, pemerintah, maupun penegak hukum. Padahal, ini sebenarnya persoalan serius yang menyangkut kehidupan orang banyak. Karena itu, muncul pertanyaan di benak kita, siapa sebenarnya yang bermain di balik kelangkaan gas elpiji 3 kg ini?

Seperti diberitakan harian ini kemarin, Pemkab Aceh Barat Daya (Abdya) telah menyurati pihak Pertamina soal keluhan masyarakat terkait sulitnya mendapat gas elpiji 3 kg sejak satu pekan terakhir, padahal permintaan gas jenis ini sedang sangat tinggi karena lebaran hanya tersisa beberapa hari saja.

"Tentu hal ini penting untuk kita tanggapi, maka kita langsung menyurati Himpunan Wiraswasta Minyak dan Gas (Hiswana Migas) Aceh atau organisasi mitra resmi Pertamina. Bahkan surat kita sudah direspons," kata Pj Bupati Darmansah kepada wartawan di ruang kerjanya, Senin (17/4/2023).

Adapun respons dari pihak Hiswana, lanjut Pj Bupati, sesuai surat balasan, mereka akan melakukan operasi pasar mulai Selasa (17/04/2023). Dirinya juga sudah memerintahkan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) setempat untuk memantau pangkalan-pangkalan nakal yang sengaja bermain dengan harga dan bentuk kecurangan lainnya.

"Kita meminta operasi pasar di sembilan titik, tapi Pertamina memberi 3 titik yakni di Kecamatan Manggeng, Blangpidie, dan Kuala Batee. Tentu kita syukuri akan kemudahan ini dan ini adalah bentuk respons pemerintah akan keluhan masyarakat," ucapnya.

Pj Bupati Darmansah juga meminta masyarakat untuk ikut mengawasi indikasi-indikasi kecurangan, baik itu soal harga jual maupun soal-soal lain agar pangkalan yang berbuat curang dapat diberi teguran dan sanksi lain sesuai aturan. "Mari sama-sama kita awasi, lapor jika ada pihak pangkalan yang nakal,” pintanya.

Ketua Himpunan wiraswasta Minyak dan Gas (Hiswana Migas) Aceh, Nahrawi Noerdin yang dihubungi wartawan via telpon seluler membenarkan bahwa pihaknya sudah membalas surat dari Pj Bupati Abdya soal keluhan masyarakat terkait gas elpiji 3 kg yang susah didapat sejak satu pekan terakhir.

Untuk itu, kita berharap agar pengawasan bersama ini bisa berjalan sesuai rencana. Dengan bahasa lain tidak ada yang main sendiri, apalagi untuk kepentingan sendiri. Nah?


POJOK:

11 orang tewas tersengat matahari di Mumbai, India
Kita ribuan orang tewas kantongnya tersengat ‘matahari mall’

Beberapa hari ke depan Aceh masih dilanda cuaca panas
Es mana, mana es?

Zakat pediet karbo tetap beras, kata Ketua MPU Aceh Tgk Faisal Ali
Kalau harus daging 2,8 kg, gimana ya?

Berita Terkini