Oleh : Rusydi, S. Ag*)
Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) dilaksanakan setiap tahunnya baik di tingkat Nasional, provinsi, kabupaten hingga kecamatan baik di pemerintahan pada umumnya dan dunia pendidikan khususnya.
Lebih jelasnya peringatan Hardiknas diimbau dilaksanakan oleh instansi pusat, daerah, satuan pendidikan, serta kantor perwakilan Republik Indonesia di luar negeri.
Kegiatan peringatan Hardiknas ini tidak terlepas dari sosok dan perjuangan sang master Ki Hadjar Dewantara sebagai pelopor pendidikan bagi kaum pribumi Indonesia pada era kolonialisme Belanda.
Penulis mengutip dari laman Kemdikbudristek RI, Hardiknas merupakan hari yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia untuk memperingati kelahiran Ki Hadjar Dewantara.
Tanggal 2 Mei yang diperingati sebagai Hardiknas merupakan hari ulang tahun Ki Hadjar Dewantara yang memiliki nama asli R.M. Suwardi Suryaningrat lahir dari keluarga ningrat di Yogyakarta tepatnya pada 2 Mei 1889.
Dalam perjalanannya sebagai pendongkrak dan pendobrak bagi kemajuan pendidikan untuk pribumi Ki Hadjar Dewantara memiliki semboyan yang selalu ia terapkan dalam sistem pendidikan di Indonesia.
Baca juga: VIDEO Papua Damai Hanya Bisa Dicapai Melalui Dialog, Bukan Kekerasan
Semboyan yang ditulis dalam bahasa Jawa berbunyi "ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani", yang artinya:
Ing Ngarso Sung Tulodo: di depan, seorang pendidik harus memberi teladan atau contoh tindakan yang baik.
Ing Madyo Mangun Karso: di tengah atau di antara murid, guru harus menciptakan prakarsa dan ide.
Tut Wuri Handayani: dari belakang seorang guru harus bisa memberikan dorongan dan arahan.
Ketiga semboyan tersebut mempunyai makna yang sangat mendalam dalam pembelajaran sehingga ilmu yang diberikan kepada siswa/murid dan hubungan timbal balik dan kedekatan antara guru dengan siswa dalam proses penanaman akhlak serta karakter dapat tercapai dengan baik.
Hardiknas Tahun 2023
Pada peringatan Hardiknas tahun 2023 dilaksanakan dengan semangat merdeka belajar dengan suasana yang sedikit lebih baik telah beranjak dari masa pandemi covid-19 ke era endemi.
Namun kita tidak boleh lengah dalam menjaga kesehatan, tetap dalam protocol kesehatan.
Mengutip dari laman KSPSTENDIK Kemdikbud RI, peringatan Hardiknas 2023 memiliki logo yang dibentuk dari 3 elemen yang terdiri dari Bintang, Keceriaan dan Pena.
Dengan masing-masing elemen menggambarkan Hari Pendidikan Nasional 2023 untuk melahirkan generasi berprestasi.
Makna dari ketiga elemen logo Hardiknas sebagai berikut:
Bintang, menggambarkan semangat Hardiknas yang selaras dengan visi dan misi pemerintah untuk melahirkan generasi Indonesia yang cerdas berkarakter.
Baca juga: SDM Aceh dan Kualitas Pendidikan
Dengan garis luwes menggambarkan semangat adaptif dan tangguh menghadapi perubahan zaman yang sangat dinamis.
Keceriaan, menggambarkan suasana pendidikan Indonesia yang menggembirakan, penuh dengan antusiasme, dan gotong royong serta partisipasi publik.
Pena, menggambarkan proses pendidikan sebagai sebuah proses penciptaan mahakarya yang memerlukan perpaduan holistik antara kemampuan intelektual, emosional, dan spritual dalam pelaksanaan.
Tema Hardiknas 2023 dan Program Merdeka Belajar
Mendikbudristekdikti melalui Surat Nomor 12811/MPK.A/TU.02.03/2023 tentang Pedoman Peringatan Hari Pendidikan Nasional Tahun 2023 menetapkan tema Hari Pendidikan Nasional 2023, “Bergerak Bersama Semarakkan Merdeka Belajar".
Mendikbudristekdikti juga menetapkan bulan Mei 2023 sebagai waktu pencanangan bulan Merdeka Belajar serta imbauan pelaksanaan upacara bendera, hingga ragam aktivitas lainnya di peringatan Hari Pendidikan Nasional 2023 ini.
Tema ini dipilih untuk memotivasi dan menginspirasi masyarakat Indonesia, khususnya para pendidik dan pelajar, untuk memperhatikan isu-isu penting dalam dunia pendidikan dan mendorong perubahan positif dalam sistem pendidikan Indonesia.
Selain itu juga mencerminkan semangat perubahan yang positif dalam dunia pendidikan di Indonesia, serta menunjukkan upaya untuk memperkuat konsep Merdeka Belajar sebagai sebuah program penting dalam pendidikan nasional dan menekankan pentingnya kolaborasi serta kerja sama antara semua pihak yang terkait dalam dunia pendidikan.
Baca juga: ChatGPT dan Tantangan Dunia Pendidikan
Konsep Merdeka Belajar sendiri merupakan bagian dari reformasi pendidikan yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia dalam rangka meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan.
Yang memungkinkan siswa untuk belajar secara mandiri dan memilih sendiri jalur pendidikan yang diinginkan, dengan berbagai macam pilihan pendidikan yang tersedia serta sejalan dengan perkembangan teknologi dan informasi yang semakin pesat di era digital saat ini.
Penulis juga mengutip pidato Mendikbudristek RI, Nadiem Anwar Makariem yang disampaikan pada peringatan Hardiknas tahun 2023 yang menekankan pada Merdeka Belajar, platform merdeka mengajar, yang di dalamnya ada program guru penggerak dan sekolah penggerak serta komunitas penggerak sebagai lokomotif dari Merdeka Belajar.
Program merdeka belajar bukan hanya dilaksanakan di level sekolah namun juga sudah diterapkan di perguruan tinggi yang sudah berjalan baik di perguruan-perguruan tinggi baik negeri maupun swasta di Indonesia.
Berikut cuplikan pidato Kemendikbudristek RI :
Selama tiga tahun terakhir, perubahan besar terjadi di sekitar kita, di mana-mana, dari ujung barat sampai ujung timur Indonesia.
Sebanyak 24 episode Merdeka Belajar yang sudah diluncurkan membawa kita semakin dekat dengan cita-cita luhur Ki Hadjar Dewantara, yaitu pendidikan yang menuntun bakat, minat, dan potensi peserta didik agar mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya sebagai seorang manusia dan sebagai anggota masyarakat.
Anak-anak kita sekarang bisa belajar dengan lebih tenang karena aktivitas pembelajaran mereka dinilai secara lebih holistik oleh gurunya sendiri.
Para kepala sekolah dan kepala daerah yang dulu kesulitan memonitor kualitas pendidikannya sekarang dapat menggunakan data Asesmen Nasional di Platform Rapor Pendidikan untuk melakukan perbaikan kualitas layanan pendidikan.
Baca juga: Konsep Merdeka Belajar di Era Digital
Para guru sekarang berlomba-lomba untuk berbagi dan berkarya dengan hadimya Platform Merdeka Mengajar.
Selain itu, guru-guru yang dulu diikat berbagai peraturan yang kaku sekarang lebih bebas berinovasi di kelas dengan hadimya Kurikulum Merdeka.
Sejalan dengan Kurikulum Merdeka yang menekankan pembelajaran mendalam untuk mengembangkan karakter dan kompetensi, seleksi masuk perguruan tinggi negeri pun sekarang fokus pada mengukur kemampuan literasi dan bemalar.
Pada jenjang perguruan tinggi, adik-adik mahasiswa yang dulu hanya belajar teori di dalam kelas sekarang bisa melanglang buana mencari pengetahuan dan pengalaman di luar kampus dengan hadimya program-program Kampus Merdeka.
Seperti diketahui bersama Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim telah meluncurkan Kurikulum Merdeka pada 11 Februari 2022 secara daring.
Dalam kesempatan itu ia mengatakan Kurikulum Merdeka ini merupakan kurikulum yang jauh lebih ringkas, sederhana dan lebih fleksibel untuk bisa mendukung learning loss recovery akibat pandemi Covid-19.
Baca juga: Membangun Pendidikan yang Berkualitas dan Berintegritas
Selain itu melalui Kurikulum Merdeka juga untuk mengejar ketertinggalan Pendidikan Indonesia dari negara-negara lain.
Penulis sebagai praktisi pendidikan dan pegiat literasi yang selama ini berkecimpung dan bersentuhan langsung dengan pelaku-pelaku pendidikan dari jenjang TK/PAUD, SD, SMP, dan SMA/SMK dan peserta didik serta juga para mahasiswa mendengar dari mereka bahwa program merdeka belajar membuat suasana belajar lebih kreatif dan inovatif.
Menurut penulis sekarang bagaimana stakeholder terutama Dinas Pendidikan sebagai leading sektor lebih memaksimalkan dan menguatkan program yang sudah diluncurkan Kemendikbudristek RI melalui satuan-satuan pendidikan disamping itu juga dituntut kepedulian dari guru dan tenaga kependidikan untuk terus mengupdate dan mengupgrade diri di era digital sekarang ini. Semoga.rusdiedi47@gmail.com.
*) PENULIS adalah Anggota FAMe dan Praktisi Pendidikan
KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca Serambinews.com. Setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis.
Baca Artikel KUPI BEUNGOH Lainnya di SINI